Saya Herry Dwi Prasetyo, Mahasiswa magang Merdeka Kampus Belajar Merdeka (MBKM) dari prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur (https://www.upnjatim.ac.id/). Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini sesuai dengan Peraturan Mendikbud No. 3 Tahun 2020, yaitu memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya selama 1 semester dan berkegiatan di luar perguruan tinggi selama 2 semester. Program MBKM ini mempersiapkan mahasiswa agar dapat menjadi pribadi yang tangguh, sesuai dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Dalam Magang Merdeka Kampus Belajar Merdeka ini saya diterima untuk melaksanakan magang MBKM di Laksana Karoseri Bus. Dimana pada saat awal masuk saya diberitahu mengenai peraturan magang yang diterapkan oleh Laksana Karoseri Bus, lalu berkeliling di lingkungan industri Laksana Karoseri Bus, setiap sebelum memulai magang selalu melakukan kegiatan briefing. Sebelum melangkah lebih jauh mengenai jobdesk yang ada di Laksana Karoseri Bus, alangkah baiknya terlebih dahulu mengenali Laksana Karoseri Bus terlebih dahulu.
PT Laksana adalah sebuah perusahaan karoseri bus asal Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan salah satu pembuat Karoseri di yang merakit berbagai macam badan bus. Karoseri Laksana digunakan oleh beberapa operator bus di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 oleh Yusuf Arman yang awalnya hanya berupa bengkel otomotif, yang memulai perjalanan usahanya sebagai toko mesin di Semarang. Toko tersebut awalnya difokuskan pada mesin otomotif, kemudian pada tahun 1970 toko tersebut pindah ke lokasi baru yang lebih luas. Pada 1978, fasilitas produksi Laksana direlokasi ke lahan seluas 5.000 m2 di Ungaran untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kemudian pada 1990-an, Laksana mulai beralih untuk memproduksi karoseri untuk kendaraan ukuran medium hingga bus besar. Saat ini fasilitas produksi Laksana telah mencapai hingga lebih dari 100.000 m2 dengan kapasitas produksi mencapai 1.500 bus per tahun. Hingga kini, perusahaan ini dikelola oleh tiga orang, yakni Iwan Arman, Stefan Arman dan Alvin Arman. Selain untuk pemasaran dalam negeri, Laksana juga memasarkan produknya untuk pangsa pasar luar negeri, termasuk ekspor ke Fiji, Timor Leste hingga ke Bangladesh.
Produk karoseri yang dikembangkan oleh Laksana berupa bodi bus dengan berbagai ukuran, baik bus ukuran medium hingga bus dengan ukuran besar yang secara umum digunakan sebagai moda transportasi komersial dari berbagai operator bus, baik untuk sarana angkut penumpang bertrayek bus pariwisata, bus perkotaan, bus antarkota seperti seri cityline, seri legacy dan seri tourista dan nucleus.
Bagi segmen transportasi perkotaan, Laksana memproduksi varian seri Cityline yang banyak digunakan untuk armada Bus Rapid Transit. Hingga kini, seri terbaru varian Cityline ini juga telah dibuat dengan berbagai sub-varian, terutama dari segi daya angkut jumlah penumpang dan penempatan pintu masuk yang sesuai dengan standar ketinggian halte atau stasiun bus di perkotaan (high entry dan low entry) serta varian bus gandeng (artikulasi).
Legacy untuk segmen bus kelas premium dan sarana transportasi umum bertrayek antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP). Seri Legacy ini memiliki varian terbanyak dari varian lain yang diproduksi oleh Laksana untuk disesuaikan dengan kebutuhan pangsa pasar. Generasi lanjutan dari varian ini adalah Legacy SR2 dengan sub-varian HD (high deck), XHD (extra high deck), Panorama, Transporter, Suites hingga bus tingkat (double decker).
Tourista dan Nucleus Laksana merilis varian Tourista yang telah dikembangkan sejak 2017, menggunakan sasis Hino, Mitsubishi Fuso dan Isuzu. Laksana juga mengembangkan seri Tourista ini dengan menggabungkan bus konvesional dan kelas tidur (sleeper), disebut dengan Tourista Suites Combi yang mengadopsi tampilan muka single glass, dikombinasikan dengan kabin kursi tidur (sleeper seat) pada bagian belakang, menggunakan sasis konfigurasi mesin depan Mercedes-Benz OF917. Selain seri Tourista, varian lain untuk kelas bus medium adalah seri Nucleus yang juga diperuntukkan bagi segmen moda transportasi perkotaan dengan kapasitas angkut hingga 35 penumpang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H