Lihat ke Halaman Asli

Aksara Telanjang si Gorilla Jalang

Diperbarui: 26 Desember 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Dibawah dekapan kaki langit
  • Gelinjang gelinjang kaki mungilmu..
  • Aku tersesat... Jauh jatuh bagai barang jarahan cinta...
  • Leher jalangku tak mampu menahan sakit asmara ini...
  • .. Iya aku si jalang liarmu ini
  • Bagai tak hidup bagai tak mati...
  • Jeratan kakimu membakar nafas nafsuku...
  • Langit… ketika jantungmu berdetak searah detakan jantungku…
  • Banyak deburan peluh yg melepuh….
  • Seandainya tidak cukup setiap basahnya...
  • Kusisipkan desahan diantara paha fiksimu….

 

Lelaki jalang…
Bahkan ketika kaki kita saling bertaut…
Aku merasakan jika hatimu berada di tempat lain…
Berhentilah memuntahkan kalimat2 sampah yg membuatku muak…
Meski peluh ku dan peluhmu menyatu…
Dan jantungku ku berikan padamu…
Aku tau.. Hatimu telah terpatri di tempat lain…
Jalang…

 

  • Bersenggama diantara deretan huruf…
    Selalu membuat sang pencipta kata kehilangan arah...
    Mahluk itu menampakkan punggung indahnya yg seperti deretan awan awan kerinduan...
    Jika ada sang budak pena yg terseret oleh desau desau keindahannya...
  • Maka malaikat pun tak akan mampu membendung gairahnya....
  • Langit sang pemilik punggung berwarna...

 

Aaah...
Hampir saja aku terlena dengan kalimat indahmu…
Si lelaki jalang pengagum keindahan…
Bagaimana jika…
Di balik punggung itu tak kau temukan apa yg menjadi anganmu?
Bagaimana jika…
Di balik punggung itu kau hanya temui kecewa…
Aaah…
Mestinya kau buang saja kekaguman akan punggung ku…
Uuuhh…

 

  • Ehmm... Jika pejalang liar
    Mengedap dibalik punggung indahmu...
    Maka kami tahu, tak semua gejolak harus senyawa dalam aksara…
    Biarlah punggungmu tetap menjadi punggung imaji..
    Agar aku... Si pejalang selalu masuk ke lekuk lekuk hasrat dirimu...
  • Uuuhh…

 

Jika begitu maka peluklah aku dari belakang…
akan aku rasakan irama desahan nafasmu di sela-sela leherku…
akan ku belai lembut dengan jemariku wajah merahmu…
jalangku...

Dekap erat tubuhku...

 

  • Rasakan... Nikmati dan resapi setiap desahan nafasku...
    Biar kunikmati pula rintihan halusmu...
    Walau rintihmu halus… sehalus bulu bulu lehermu...
    Kutahu ada berton-ton nafsu disana...
    Ijinkan ku’ tuk masuk kedalam gunung nafsumu...
    Tanpa harus mendekapmu erat..
    Aaaaahhh…
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline