Lihat ke Halaman Asli

Jenderal Taikebo Kibulin Jenderal Arya

Diperbarui: 9 Oktober 2015   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Back to Bullshit alias Taikebo Omong kosong hari ini…….

Jenderal Taikebo sembari tersenyum cabul menatap pasukan Jenderal Arya yang sedang kebingungan apa langkah yang harus mereka perbuat ketika mendengar gegap gempita kemenangan dari pasukan Jenderal Taikebo yang berhasil menempati dataran tinggi yang lebih menguntungkan dimedan stasis yang disepakati oleh mereka sebelumnya.

Strategi Jenderal Taikebo ini merupakan Strategi biasa dan sederhana saja dalam sebuah peperangan, ketika pasukan yang dipimpinnya minim prajurit dan minim peralatan perang. Dan tidak salah rasanya Jenderal Taikebo merasakan ini sebuah kemenangan, atas terkibulinya pasukan besar Jenderal Arya yang harus berada pada dua pilihan, maju mati…. Statis ditempat pengecut… mundur sama dengan pecundang.

Latar belakang dan jam terbang berperang keduanya juga sangat berbeda, Jenderal Arya yang menurut catatan sertifikat kepriyayiannya mendapatkan pendidikan extrateori pertempuran namun minim jam terbang tempur, sedangkan Jenderal Taikebo adalah Jenderal dengan latar belakang bertempur berbagai medan perang dari yang kering sampai yang berlendir.

Sehingga strategi sederhana dari Jenderal Taikebo yang lebih menekankan gerakan sporadis militer by benefit untuk sebuah kemenangan, yang tentu saja membuat otak encer Jenderal Arya menjadi mendidih. Padahal strategi perang ini adalah standar dasar dari berperang yaitu :

  1. Posisikan kekuatan dengan pertimbangan lokasi alami yang kuat, dan medan Stasis yang menjadi tempat bertempur yang dipilih oleh Jenderal Arya adalah medan terbuka, namun sebagai Jenderal by action, sang Jenderal Taikebo dapat melihat adanya potensi alami yang akan memperkuat posisinya disaat minimnya pasukan perang yang dimiliknya.
  2. Posisi dataran tinggi yang ada disekeliling stasis, adalah posisi terbaik bagi Jenderal Taikebo yang hanya sejengkal jauhnya dari medan stasis dimana berkumpulnya pasukan Jenderal Arya, rimbunan pohon yang dibakar oleh Jenderal Taikebo adalah sinyal bahwa sepintar apapun pasukan Jenderal Arya, pasti akan berpikir untuk terus maju menyerang posisi Jenderal Taikebo diatas bukit tersebut, dengan anak panah yang mengarah kearah pasukan Jenderal Arya.

Estimasi kekuatan ini sudah diukur oleh Jenderal Taikebo dengan secermat-cermatnya, karena posisi yang kokoh secara alami akan membuat minimnya kekuatan Jenderal Taikebo dibanding banyaknya pasukan Jenderal Arya akan menjadi tidak berarti. Dan pada posisi ini tentu sangat lazim dan sah jika Jenderal Taikebo menabuh genderang kemenangan sebagai klaim kemenangan pasukannya, karena pada kondisi tersebut Jenderal Arya hanya bisa melongo, maju mati, statis pengecut, mundur jadi pecundang.

Sederhananya…….. Klaim kemenangan Jenderal Taikebo ini walaupun sebuah kesemuan, tetaplah sebuah kemenangan perang bagi otak keras Jenderal Taikebo yang kerap berlendir, namun langkah sederhana ini gagal dipahami apalagi dilaksanakan oleh otak encer tanpa lendir Jenderal Arya.

Padahal kuncinya adalah bahwa Kebenaran akan dapat diklaim sebagai kebenaran adalah sampai kebenaran itu secara alami muncul kepermukaan.

Bahwa alam semesta ini hanya dapat dikaji dan dipahami posisinya melalui kejadian-kejadian yang diikuti oleh perubahan, begitu pun dalam sebuah peperangan tidak ada aturan baku yang pasti 100% wajib diikuti (naïf rasanya jika Jenderal Arya memaksakan hal ini), karena semua strategi tergantung pada gerak-gerik musuh, sungguh bodoh jika tergesa-gesa mengambil langkah tanpa menilik keadaan, tindakan dan rencana musuh.

Dan sebagai Jenderal pada akhirnya Jenderal Taikebo melemparkan lembing yang dililit sebuah kain putih berisi kalimat yang semoga dapat dipahami oleh Jenderal Arya sebagai Pelajaran baginya dikemudian hari, yang isinya adalah :

“Sangat mudah menjatuhkan seseorang dan memamerkan kekuatan, kepintaran dan kelebihan diri sendiri, namun jarang ada yang sanggup menguasai kemampuan kombinasi kekuatan-kelembutan, dan ketangguhan-kelemahan untuk digunakan pada saat yang tepat…….. Dan tenaga gabungan kekuatan-kelembutan yang memenuhi dunia akan dapat mengubah jalannya peristiwa, menyimpan dan memakainya dengan tepat akan membuat musuh tunduk walaupun tanpa harus berperang”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline