Lihat ke Halaman Asli

Jangan Panggil Saya “Pribumi”… By HF

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12970442101788443195

[caption id="attachment_88893" align="alignleft" width="270" caption=" "][/caption]

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keberagaman suku, agama dan budaya terbesar di dunia, sesungguhnya dapat dijadikan salah satu kiblat kebersatuan dari konsep sebuah negara kesatuan, namun demikian disisi lain Indonesia juga sangat rawan untuk menjadi contoh dari seluruh akar potensi perpecahan dalam suatu konteks persatuan dalam berbangsa dan bernegara oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Kembali ke judul postingan diatas, sebenarnya saya ingin menyampaikan penolakan terhadap beberapa istilah pemecah kesatuan bangsa, dengan latar belakang rentannya istilah-istilah berikut, yang seringkali dipergunakan sebagai pemicu sekaligus dimanfaatkan pihak-pihak tertentu sebagai sumbu penyulut potensi kerusuhan dimasyarakat serta dimanfaatkan secara buruk pula oleh pihak-pihak yang bertujuan memaksakan kepentingan ekonomi dan politiknya, adapun beberapa istilah tersebut sebagai berikut :

1297043905912764559

#1. Saya Menolak istilah "Etnis" dalam konteks persatuan dan kesatuan, karena menurut pendapat saya, sebagai bagian masyarakat yang telah ada di Nusantara beratus-ratus tahun lamanya, sudah sepantasnya kita saling menganggap sebagai salah satu suku pemerkaya budaya bangsa bukan etnis. Selain itu istilah "suku" terasa nyaman untuk dicermati, karena keberagamaman suku bangsa di Nusantara adalah merupakan suatu kebanggaan tersediri dalam konteks ke bhineka-an. Sehingga kebanggaan sebagai salah satu suku bangsa adalah suatu hal yang wajar dan pengejah-wantahan budaya kesukuan didalam masyarakat adalah suatu harta bersama yang harus dijaga keberadaannya dan dihargai oleh sesama anak bangsa ini, namun tanpa harus kaku implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks biang pemecah persatuan dan penyulut kerusuhan istilah "etnis" akan menyebabkan suatu gesekan dan pertentangan dimasyarakat yang semula hanya berskala lokal, dapat berpotensi menjadi skala nasional, karena jika dibagi menurut etnis, maka bangsa ini hanya terdiri dari beberapa golongan etnis, sehingga dampak yang akan ditimbulkan istilah ini akan menjadi sangat buruk. #2. Jangan Panggil saya "Pribumi" apalagi "Non Pribumi", karena menurut hemat saya istilah ini adalah istilah yang diciptakan oleh bangsa kolonial (Belanda) dalam rangka mempermudah taktik pecah belah mereka, sehingga adalah sudah sepantasnya sebagai anak-anak bangsa kita tidak perlu lagi mempermasalahkan istilah pribumi dan non pribumi, cukuplah istilah WNI dan Non WNI. Karena siapapun, dari suku apapun dan agama apapun, seseorang yang warga Negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama dimuka hukum dan hak serta kewajiban yang sama pula sebagai warga negara.

1297044392705685466

Alasan lainnya, bagaimana bisa dalam konteks ke bhinekaan seseorang membedakan si A sebagai pribumi dan si B sebagai Non pribumi, sedangkan si A dan si B sendiri adalah percampuran dari berbagai suku bangsa (tentunya tidak ada yang bisa membuktikan bahwa si A atau si B, berdarah murni dari satu garis keturunan bangsa Indonesia, karena Indonesia sendiri merupakan percampuran dari seluruh suku yang ada di Nusantara). Dalam konteks negatifnya istilah ini paling gampang dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membakar emosi massa ketika terjadi gesekan antara suku bangsa dalam suatu wilayah ekonomi, politik dan budaya, karena konsep pecah belah penjajah/kolonial pada istilah ini masih terasa sangat kental, oleh karena itu semoga mulai hari ini tidak ada yang memanggil saya sebagai "Pribumi"

12970440981724925182

#3. Saya benci istilah "Putera Daerah", karena bagi saya istilah ini bertentangan dengan konsep persatuan yang dicita-citakan oleh para pahlawan dan leluhur kita yang telah berjuang menyatukan bangsa ini dalam satu haluan kebulatan tekad berada dalam NKRI, sebab istilah Putera daerah ini malah mempersempit pola berpikir kita sebagai suatu bangsa di jaman yang semakin global ini, dalam artian kita malah kembali tanpa sadar mengkotak-kotakkan diri sebagaimana jaman sebelum kemerdekaan. Adalah merupakan suatu keniscayaan yang buruk jika konsep otonomi daerah yang kita perjuangkan selama ini terhadap sentralisasi pusat, pada akhirnya hanya berujung pada menyempitnya nasionalisme menuju semangat ke daerahan yang sempit. Buruknya dampak istilah putra daerah ini bukan hanya negatif dalam konteks ekonomi, sosial dan budaya saja, namun dikhawatirkan lambat laun secara psikologis hal ini, dalam jangka panjang dapat menjadi salah satu potensi paling rawan memicu perpecahan negara yang kita cintai ini, karena akan membentuk generasi-generasi yang lebih mementingkan kepentingan daerah daripada kepentingan nasional. Contoh paling aktual saat ini terjadi dibeberapa daerah, bagaimana seseorang yang berpotensi untuk memimpin dan membangun daerah domisilinya, harus berhadapan dengan dikotomi hak dan peluangnya memimpin daerah tersebut, hanya karena memiliki garis keturunan daerah lain, walaupun kadang kala yang bersangkutan lahir dan besar didaerah tersebut. Sungguh suatu istilah yang sangat kontra-produktif bagi perkembangan bangsa ini.

12970441631309540862

Saya rasa cukup dulu mengenai masalah istilah pemecah persatuan ini, dengan harapan dapat berbagi sedikit renungan bagi kita para generasi muda bangsa ini, agar semangat persatuan dan kesatuan bangsa dapat selalu terjaga dalam Kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena mencermati perkembangan dunia belakangan ini, yang sangat rentan terjadi pergesekan diantara masyarakat itu sendiri, maupun antara masyarakat dengan pemerintahan yang berkuasa. Terakhir kalo dipikir-pikir di Negara Kompasinesia ada istilah etnis, pribumi dan putra daerah-nya juga gak yah ???...hahahaha, semoga aja nggak ada yah....hahahaha.

Salam Persatuan dan tetaplah bangga hidup dalam ke Bhinekaan

Dan teruslah berharap ibu pertiwi segera sembuh dari sakit-sakitnya saat ini.....

Dan jangan berantem melulu, apalagi karena mendeskriditkan salah satu suku... Jadul banget bro.... hahahahahaha

Salam bibit kenthir tanpa crottttt dari FK.... wkwkwkwkwkwkwk

Ilustrasi dari uncle google

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline