Lihat ke Halaman Asli

Herri Mulyono

Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Pak Guru, Pahamilah Minat Anak-anak Kami

Diperbarui: 7 Desember 2015   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: Siapbelajar.com"][/caption]

Obrolan kami sore itu cukup menarik. Teman saya Rudi (bukan nama sebenarnya) mengeluhkan tentang 15-17 mata pelajaran yang harus dipelajari anaknya yang baru saja duduk di bangku kelas X SMA. Salah satunya adalah mengapa peminatan Ilmu Alam (IA, atau IPA) seorang siswa masih saja harus mempelajari ekonomi ataupun pelajaran-pelajaran sosial lainnya.

"Iya, tanya saja itu Rusdi (anak Rudi teman saya). Dia bertanya-tanya kepada saya, kenapa di penjuruan IA masih saja harus belajar pelajaran sosial," Rudi, teman saya berujar.

Untunglah sore itu, rekan saya Ibu Delima (bukan nama sebenarnya) ikut nimbrung dalam obrolan 'panas' itu. Beruntungnya lagi, Ibu Delima adalah salah seorang staf kurrikulum di sebuah sekolah pemerintah. 

"Jadi begini," Ibu Delima memulai.

"Pemerintah memang melakukan penjurusan di kelas X, namun pemerintah tetap memberikan bekal mata pelajaran 'alternatif' kalau-kalau siswa berubah pikiran dikemudian hari," terangnya

"Kita kan tahu-sama-tahu kalau siswa kita diumur remaja ini sering galau, mengikuti trend saja"

"Nah kalau sekarang dia pilih peminatan IA dan dikemudian hari mau pindah peminatan IS, siswa sudah memiliki bekal," Ibu Delima melanjutkan.

Beberapa kemudian Ibu Delima berbicara panjang lebar tentang sistem kurikulum di SMA, khususnya masalah peminatan (penjurusan).

Saya menggaris bawahi tiga hal dari penjelasan bu Delima sore itu.

1. Penambahan mata pelajaran sosial pada peminatan IA dikelas X SMA merupakan niat baik dari pemerintah. Namun, dalam sisi lain, saya justru melihat bahwa hal tersebut merupakan ketidak mampuan sekolah dalam meraba 'minat' siswa sesungguhnya. Idealnya memang seorang anak yang memiliki minat di IA harus fokus pada materi-materi tentang ke IA-an, tanpa harus terganggu dengan hal-hal diluar itu. Oleh karena itu, baiknya antara dua jenjang pendidikan SMP dan SMA harus mampu berkomunikasi dengan baik tentang minat siswa sesungguhnya. Sedari awal di SMP, guru harus sudah mampu meraba ketertarikan siswa pada subjek (bidang) tertentu. Jika memang kelas X belum cukup matang untuk peminatan, ya kalau begitu jangan dipaksakan peminatan di kelas X.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline