Informasi tentang para kandidat terbaik versi masyarakat pemilih di Nusa Tenggara Timur makin kencang dan meramaikan jagad informasi. Beberaa nama disebutkan media daring seperti: Emanuel Melkiades Lakalena (Melki Lakalena), Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema), Johny Asadoma, Simon Petrus Kamlasi dan lain-lain. Nama-nama ini tentu saja tidak asing pada masyarakat pemilih, khususnya pada masyarakat kelas menengah ke atas yakni kira-kira pada mereka yang terdidik, melek informasi dan melek medsos.
Melki Lakalena, anggota DPR RI yang kesehariannya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX yang tugasnya meliputi kesehatan, tenaga kerja dan kependudukan. Melki Lakalena dari Fraksi Partai Golongan Karya. Ansy Lema, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, duduk di Komisi IV yang tugasnya pada area pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan. Johny Asadoma, seorang jenderal polisi pensiunan dan Simon Petrus Kamlasi, seorang jenderal TNI aktif, dan beberapa yang lainnya yang sedang ramai diperbincangkan rekam jejaknya.
Bagaimana dengan Anita Gah? Dia seorang anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat yang "sangar" bersuara di Senayan khususnya pada bidang penugasannya yakni di Komisi X ranah Pendidikan, Olahraga dan Kepariwisataan. Ia dikenal dan mengenal problem dan solusi yang ditawarkan kepada pemerintah khususnya pada mitra kerja Komisi X DPR RI.
Mungkinkah ia akan digadang-gadang pula untuk menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan umum gubernur/wakil gubernur Nusa Tenggara Timur?
***
Beberapa hari terakhir, nama Anita Jacoba Gah mencuat. Dikabarkan ia sedang "didekati" PDI Perjuangan untuk mendampingi Ansy Lema sebagai calon wakil gubernur NTT. Informasi yang berkembang bahwa ia diinginkan oleh masyarakat NTT agar keduanya berpasangan dalam perhelatan ini sebagai pemimpin baru yang sungguh diharapkan. (sumber)
Ini suatu perkembangan informasi yang menarik. Mereka yang telah terpilih untuk menjadi wakil rakyat dari Nusa Tenggara Timur, justru "digoda" untuk kembali ke Nusa Tenggara Timur. Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur tentulah baik untuk diraih oleh karena menghendaki kader terbaik partai mana pun wajib mewujudkan visi dan misi partai. Hal ini tentulah baik adanya.
Maka, tidak mengherankan ketika salah satu kader PDI Perjuangan "siap berkorban" untuk Nusa Tenggara Timur. Dialah Yohanis Fransiskus Lema. (sumber), Demikian yang terjadi pada Melki Lakalena didukung dan bakal mengusung bersama antara Partai Golkar dan Partai Gerindra (sumber)
Melihat kesiapan Ansy Lema, Melki Lakalena, Johny Asadoma dan Simon Petrus Kamlasi, maka rasanya akan ramailah partai-partai untuk menjaring sebaik-baiknya dengan menggunakan data dan informasi yang validitasnya pasti. Hal ini tentu sudah dalam kalkulasi politik para pengurus partai di semua jenjang, terutama pengurus pusat. Pengurus pusatlah yang akan menentukan kebijakan untuk mengusung atau mendukung pasangan calon pada saat pendaftaran (Agustus 2024 nanti).
Anita Jacoba Gah, nama yang sudah sangat viral dampak dari "amukannya" di dalam rapat dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sempat terdiam mendengar Sang Legislator menyampaikan pandangannya terhadap kinerja Kementerian yang menjadi mitra kerja Komisi X. Ia terlihat "sangar" sambil menunjuk dan mengacung-acungkan tangan. Ia telah sungguh-sungguh mengejawantah kepercayaan yang diterimanya dari masyarakat pemilihnya.