Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Pada Bibir Liang Lahat

Diperbarui: 12 Juli 2024   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berdiri di sini, menyaksikan  cerat buana lebar
tanpa suara nan bunyi, diam lengang dan hening
mulut-mulut kecil berisik mengusik keheningan cerat buana
isak tangis masih terdengar sesunggukan di sudut bersisian
kemasan jasad digerakkan perlahan, penuh kehati-hatian
hingga tiba di dasar cerat buana yang menanti dalam kebisuan

Anak-anak masih sesunggukan
kerabat masih membengkak kelopak mata
bola mata sahabat masih memerah padam
di kejauhan terdengar kicau burung senja
bagai sedang menyambut penghuni baru di sini
pekuburan kaum dan puak se-kampung

Siapa merindukan ditelan mulut buana?
hendak dijadikan apa olehnya di sana?
tidakkah ia membolak-balikkan badannya?
ataukah sekadar duduk mengaso?

Kaum beriman pada Sang Khalik Ilahi
menyapa kudus dan mulia hadirat-Nya
dalam keyakinan yang kokoh nan teguh
di balik sana ada gerbang kekekalan
bagi roh yang pernah dihembuskan dalam raga
roh itulah yang kembali pada Sang Khalik Ilahi.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 11 Juli 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline