Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Bersua Nama Pada Goresan Buku

Diperbarui: 10 Juni 2024   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dan kolase, dokpri Roni Bani

Sabtu-Minggu (1-2/6/24) ketika berada di Lawahing pengalaman menarik terjadi di sana.  Acara yang dikemas rapih dan dadakan untuk pernyataan perpisahan dengan Ansel Bani, Mahasiswa Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia Denpasar. Acara yang dikemas rapih terjadi di gedung gereja Lawahing. 

Di sana ada suara hati dari Sang Mahasiswa serta Ketua Majelis Jemaat Lawahing. Acara yang kemasannya dadakan dibuat oleh Kepala Sekolah dan para guru Sekolah Dasar Negeri Lawahing dan anggota Majelis Jemaat di tempat di mana Sang Mahasiswa tinggal.

Seingat saya, buku-buku yang saya bawa untuk dihadiahkan terbatas adanya. Sebelum sampai di penginapan, kami  menyinggahi SD Negeri Lawahing. Di tempat ini acara dadakan dibuat. Kami tidak boleh kalah trik dalam acara ini. Sang Mahasiswa memang sudah menyiapkan selembar foto sebagai tanda kenangan. 

Foto yang diserahkan belum ditempatkan pada bingkai. Rencananya hanya akan diserahkan begitu saja saat pamit di sekolah itu. Sementara saya sebagai orang tuanya yang kebetulan hadir, mendapat peluang berbicara, maka jadilah  pula insting menginpirasi dengan buku.

Beberapa waktu sebelum ke Lawahing - Alor, saya sempat bertemu dengan seorang guru penulis di kota Kupang. Saat itu kami secara bersama sedang dalam suasana kedukaan. Dari rumah duka, kami mampir di rumah sang guru penulis. Tanpa sepengetahuan saya, ia memberi hadiah kejutan berupa buku karyanya berjudul, menyadap hikmah menulis kisah. 

Seorang mahasiswa ingin mendapatkan informasi dalam rangka menulis tugas dari dosennya. Ia berkunjung ke rumah dan sekolah tempat saya bertugas. Ketika bertemu di rumah, kami berbincang tentang dunia literasi. Selanjutnya akan bertemu di sekolah. Hari berikutnya ia ke sekolah untuk melihat karya para guru dan murid walau dalam wujud yang sederhana. Di sekolah ia mendapat hadiah buku.

Seorang mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Tribuana Alor perlu diinjeksikan inspirasi menulis. Kepadanya ia menerima kenangan yang akan menggodanya untuk mulai menulis. Mimik dan sorot matanya menunjukkan minat ketika kami saling membagi cerita tentang dunia literasi, khususnya menulis dan membaca. 

Kepadanya diterimakan 3 judul buku yang berbeda, dengan harapan akan dibaca dan mulai menelisik banyak bacaan untuk memperkaya perbendaharaan diksi. Dari kekayaan yang demikian itu, ia dapat mulai menulis sambil membagikan dengan sahabat, dan bercerita lisan kepada sahabat lainnya.

Dibadah Minggu (2/6/24), Pdt. Grace Ludji di saat ada acara yang dikemas untuk perpisahan dengan Ansel Bani, selain foto sebagai karya darinya, sebagai orang tuanya saya meninggalkan buku. Pdt. Grace Ludji sebagai Ketua Majelis Jemaat Lawahing menerima buku-buku itu untuk inspirasi dan kenangan. Kami mungkin saja tidak bertemu lagi atau akan bertemu di suatu tempat yang lain. Bila tidak bertemu lagi, semoga inspirasi untuk menulis tumbuh dan dikembangkan. Begitu pula harapan, bahwa bila suatu hari bertemu, semoga sudah ada karya.

Minggu, (9/6/24), kami mengadakan ibadah perpisahan dengan Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th dan Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th. Keduanya menerima tugas baru di tempat berbeda. Pdt Papi A. Ch. Zina, S.Th terpilih sebagai Ketua Majelis Klasis Amarasi Selatan, sementara Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th dipanggil ke Kantor Majelis Sinode dalam tugas baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline