Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Menuju Lawahing Kabola Alor-Nusa Tenggara Timur

Diperbarui: 3 Juni 2024   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berada di SD Negeri Lawahing, foto&Kolase: Ansel Bani & Roni Bani

Rencana untuk pergi ke desa Lawahing Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor akhirnya terwujud juga. Sebelumnya ada keraguan akan pergi atau tidak perlu. Kedatangan ke Lawahng bukanlah suatu yang teramat prioritas sekalipun kesannya akan amat membekas. Tiga hari sebelum berangkat, terjadi suatu peristiwa yang menyayat rasa pilu. Seorang keponakan meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 2024. Padahal semestinya keberangkatan terjadi pada hari itu dengan menggunakan jasa pelayaran antar pulau (kapal feri).

Kami berduka. Jasadnya dikuburkan, jasanya dikenang dalam goresan puisi dan kisan varian versi. Ia seorang kepala keluarga yang baru membina rumah tangga dalam dua tahun terakhir ini. Berprofesi sebagai dosen dengan status Aparatur Sipil Negara (ASN). Tempatnya mengabdi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana Kupang.  

Tugasnya pun baru berlangsung dalam waktu amat singkat, 5 tahun. Semua hal itu kini berakhir. Kisah kehidupan anak manusia di permukaan bumi, akan selalu terasa berakhir ketika nama terukir di batu nisan. Di sana orang akan merajut penggalan cerita menjadi bentang cerita berkesan, walau pun rajutan itu mungkin saling bertindihan.

***

Jumat pagi (31/5/24) sekira puluk 05.00 WITa, satu unit motor telah siap mengantar ke Bandar Udara Internasional El Tari Kupang. Kami berangkat pada pukul 0530 WITa. Udara pagi cukup dingin mulai dari kampung kai, melintasi hutan Sismeni' hingga Oekabiti kota Kecamatan Amarasi. Hujan pada hari sebelumnya, menambah diringinya udara. Hawa dingin tak mengganggu perjalanan hingga tiba di Bandara sekitar pukul 07.05 WITa.

Terlihat kesibukan besar pagi ini di sana. Jemaah haji asal Nusa Tenggara Timur akan diberangkatkan melalui Bandara Internasional El Tari Kupang.  Anggota keluarga yang mengantar amat banyak. Tempat parkir dipenuhi kendaraan roda dua dan empat. Tentu saja doa untuk mereka agar penerbangan aman, nyaman dan selamat sampai di tempat tujuan. Ibadah berlangsung khusuk dan kualitas iman makin baik.

Setelah melewati  pintu pemeriksaan, akhirnya tiba di ruang tunggu. Kesibukan masyarakat Nusa Tenggara Timur rasanya terwakilkan di Bandara ini (hehe).  Sangat ramai walau masih pagi. Hal ini disebabkan keberangkatan dan kedatangan penumpang yang menggunakan jasa penerbangan. Banyak calon penumpang domestik telah berada di ruang tunggu. Baik penumpang antar provinsi maupun antar kota di dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beberapa penumang menyeletuk, "ternyata banyak juga yang ke Alor."

Sambil menunggu keberangkatan, saya mengambil catatan dan mulai menggores aksara berisi artikel ini.

Penerbangan menuju Bandara Mali-Alor selama satu jam. Pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW 1943 diawaki 4 orang kru: pilot, co-pilot dan 2 orang pramugari. Cuaca cerah ketika pesawat mengangkasa.

Dua orang pramugari menawarkan jajanan dan souvenir dari kursi ke kursi penumpang, kecuali penumpang yang pulas di pagi ini. (hehe).

Pesawat mendarat di Bandara Mali-Alor. Agaknya butuh perhatian pada kamar kecil di sana berhubung hanya satu saja yang berfungsi untuk para penumpang yang turun memasuki ruang kedatangan. Ansel sudah menunggu dengan satu unit motor.  Kami berangkat memasuki kota Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline