Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Sambutan Sesudah Ibadah Peneguhan dan Pemberkatan Nikah di GKI Sulung Surabaya

Diperbarui: 20 April 2024   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana saat sambutan di GKI Sulung Surabaya Kolase: Roni Bani

Hari ini, Sabtu (20/4/24), sejumlah rumpun keluarga menghadiri ibadah peneguhan dan pemberkatan nikah sepasang kekasih. Rumpun keluarga yang menghadiri datang dari Sangpiak Toraja, Makasar, Jakarta, Timor-Pah Amarasi, Manokwari Papua, Bogor, Saumlaki Maluku Tenggara dan di dalam kota Surabaya sendiri. Semuanya hendak  menyaksikan upacara pernikahan antara seorang pemuda bernama Marko dan seorang gadis bernama Alona.

Upacara/Ibadah peneguhan dan pemberkatan nikah secara Kristen Protestan ini, berlangsung di gedung Gereja Kristen Indonesia Sulung Surabaya (GKI SS). Ibadah dipimpin oleh Pdt. Lukman Halim yang mendasarkan khotbanya dari Kitab Kolose 3:13-17. 

Satu pengalaman tersendiri pada saya sebagai orang yang datang dari pedalaman Timor, yakni saya diminta memberikan sambutan di dalam gereja sesudah ibadah peneguhan dan pemberkatan nikah. Sambutan ini untuk mewakili tiga pasang suami-isteri yakni orang tua dari kedua pengantin dan pasangan pengantin itu sendiri. Sambutan bersifat memberi nasihat, ucapan terima kasih dan permohonan maaf. 

Sambutan itu saya kutip dan tempatkan di sini, untuk kenangan dan kiranya menginspirasi para sahabat pembaca Kompasiana. Bunyi sambutan itu sebagai berikut:

Terpujilah Allah kita di dalam Yesus Kristus Junjungan Agung. Dia-lah yang mengantarkan kita semua berada di tempat ini. Maka, salam dalam kasih Kristus mengawali sambutan saya ini. 

Shalom.


Bahwasanya bila langkah kaki sudah diangkat rasanya tak elok bila disurutkan. Bila cinta telah bersemi mana boleh untuk tak ditebar. Bila hari kemarin adik berdua sedang jatuh cinta, maka mulai hari ini, bangunlah cinta itu diatas dasar kasih Kristus sesuai bagian Firman Tuhan yang dipilih. Firman Tuhan yang sudah ada ulasannya secara menarik oleh hamba-Nya pada saat ini, bapak Pdt Lukman Halim.  


Adik Marko dan adik Alona tautan cinta tentulah menjadi berbuku, usahakanlah agar buku itu tiada terlihat. Berbahagialah setiap pasangan kekasih yang membawa pernikahannya ke hadapan Tuhan di altar kudus-Nya. Bersukacitalah kerabat dan sahabat yang menjadi saksi atas peristiwa yang terjadi saat ini. Tentulah ada kenangan yang menggenang bukan saja di pelupuk mata ketika memandang, tetapi tiba di benak yang menyimpan kesan berdurasi menggenerasi. Bahwa bila saat ini kebahagiaan dan sukacita ini milik keluarga besar Nanariain dan Nabubois bersama rumpun keluarga terkait di dalamnya, kiranya kedua hal ini membias sebagai cara menyaksikan kemurahan Tuhan.

Kini, mewakili pasangan kekasih bp Julius Nabubois-ibu Naomi Panggua dan pasangan kekasih bp Risa Nanariain-ibu Elsina Oktopina Lalin, kami menyampaikan berlimpah terima kasih dan syukur, pada Yesus Kristus Pengantin Jemaat. Ia telah menyelenggarakan semua ini sungguh amat indah pada saat ini. Kiranya keindahan ini membingkai rumah tangga baru ini. Selanjutnya kami sampaikan rasa terima kasih kepada bp Pdt Lukman Halim yang telah membimbing hingga mengantarkan pasangan kekasih Marko-Alona. Terima kasih banyak bp Pdt Lukman Halim.

Demikian juga kepada ibu-bapak anggota Majelis GKI Sulung Surabaya. Kasih Kristus memberkati jemaat ini dalam seluruh aspek pelayanan bahkan tiba pada sendi-sendi  kehidupan rumah tangga. 

Kepada seluruh kerabat dan sahabat yang hadir dalam ibadah ini, waktu telah disisihkan secara khusus, tenaga telah dikuras untuk maksud sukseskan prosesi dalam upacara gerejawi peneguhan dan pemberkatan nikah saat ini.

Sejujurnya saya tidak hendak memperpanjang kata dalam frasa berbahasa yang indah. Maka, maafkanlah kami bila mendapati ada silap kata dan sikap, bahkan mungkin ada gimik yang menyinggung rasa, maafkanlah kami, terlebih maafkanlah kedua adik kami Marko-Alona yang statusnya telah menjadi bapak Marko dan ibu Alona.

Akhirnya, berhubung kita semua ini datang dari berbagai penjuru NKRI ini, maka kesan kita tentulah saling berbeda. Saya mohon maaf bila sambutan saya kurang merepresentasikan.

Bp Pdt Lukman, izinkan saya meninggalkan jejak di GKI Sulung Surabaya. Saya pastikan bahwa Perjanjian Baru di tangan saya ini tidak akan dibaca karena berbahasa daerah Amarasi. Tetapi, biarlah GKI Sulung Surabaya mengenang kami dan mendoakan kami. Izinkan saya menyerahkannya.

Terima kasih. Tuhan memberkati.

Shalom

Surabaya, 20 April 2024


Sesudah memberikan sambutan itu, saya menyerahkan 2 eksemplar buku yakni Perjanjian Baru hasil terjemahan dalam Bahasa Amarasi (Kotos) dan buku Surat na'ko abitan Koro'oto (SnaK) karya Heronimus Bani dan Pdt Yulita Y. Zina-Lero.

Kedua buku itu akan menjadi kenangan dengan ditempatkan di perpustakaan GKI Sulung Surabaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline