Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Melatih Murid Beropini dengan Pendekatan Menulis

Diperbarui: 9 April 2024   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Murid sedang membaca dan menyiapkan diri menulis. Dokpri Roni Bani

Mula Kata

Bila bertanya pada seorang rekan guru,

"Anda bisa menulis?" 

Dia akan memberi jawaban bertanya pula. 

"Menulis dalam pengertian apa? Bila menulis saja, tentu bisa, tetapi bila menulis dalam pengertian produk tertulis seperti artikel apapun itu, butuh latihan pada ketrampilan khusus itu, walaupun orang mengatakan bahwa menulis itu hanya upaya memindahkan olah pikir ke atas wadah kertas."

Sementara itu para jurnalis media cetak dan elektronik, tidak perlu kita pertanyakan masalah ini. Begitu pula mereka yang sudah sampai pada level menulis buku dan artikel ilmiah pada jurnal-jurnal terakreditasi  baik nasional maupun internasional.

Menulis, tentulah membutuhkan ketrampilan, maka patutlah untuk dilatihkan. Melatih ketrampilan menulis bukan sekadar untuk mencoba belaka. Latihan itu patutlah dimulai ketika berada di bangku sekolah, dan atau pada zaman medsos ini siapa pun dapat menulis pada akunnya. 

Sekadar Teori Menulis

Dari sumber ini saya kutip paparan bahwa secara umum menulis adalah menuangkan gagasan, ide dan pendapat dalam sebuah tulisan. Meskipun menulis dianggap sebagai aktivitas yang menguras konsentrasi, tapi ternyata banyak orang rindu menjadi penulis. Memang menjadi seorang penulis itu tidak sekedar memiliki niat dan cita-cita, tetapi juga harus memahami terlebih dahulu makna menulis. Fungsinya agar lebih bisa mendalami dan bisa konsentrasi lagi dalam menuangkan ide dan gagasan.

Menulis sebagai pendekatan proses dalam kerangka menuangkan kreativitas, gagasan yang abstrak imajinatif ke dalam bentuk bahasa tulisan yang disebut karangan (mengarang). Maka, seorang penulis mengungkapkan isi pikiran, ide, pendapat atau keinginannya melalui pendekatan tulisan.

Pada jenjang pendidikan dasar, pengetahuan menulis ada sejak kelas bawah, yakni menulis permulaan dan menulis lanjutan. Menulis permulaan. Dalam kerangka menulis permulaan guru perlu menyadari akan kemampuan dasar murid yang dibawa dari rumah tangga. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa ibu. Bahasa ibu yang baik dapat dikonversi ke dalam Bahasa Indonesia standar secara perlahan.

Oleh karena menulis permulaan merupakan ketrampilan dasar pada murik untuk mengenal dan menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana, maka guru mengajarkan dari membuat dan atau menjiplak kalimat sederhana. Guru belum dapat meminta murid untuk menulis karangan utuh. Karangan utuh akan dilakukan murid pada kelas atas (4, 5 atau 6), ketika mereka memasuki kelas menulis lanjutan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline