Pengantar
Bukan sesuatu yang biasa saja ketika Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang mengeluarkan "instruksi" agar setiap unit satuan pendidikan (SD, SMP) mendaftar untuk mengikuti Olimpiade Siswa Nasional (OSN) tahun 2024. Hal ini tentu akan berdampak positif pada peningkatan kinerja guru dan murid. Guru akan mempersiapkan materi dalam pelatihan mandiri di sekolah bersama murid yang diseleksi. Murid pun tak ketinggalan menyiapkan diri atas bimbingan guru.
Sebagaimana artikel sebelumnya (sumber), kali ini saya melakukan observasi pada pelaksanaan simulasi OSN yang dijadwalkan untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama pada waktu yang berbeda.
Menarik, pemerintah menyediakan akses agar semua sekolah di Indonesia dapat mengikuti OSN tahun 2024 ini. Lantas bagaimana mengaksesn
Masalah dan Solusi Pelaksanaan Simulasi OSN
Mengikuti OSN menjadi harapan pada guru dan murid di Kabupaten Kupang. Gosip yang berkembang dan menjadi rahasia umum bahwa para peserta OSN dari Kabupaten Kupang sering ditunjuk secara acak dan dadakan. Asas "fair play" dan representasi menjadi kurang elok. Pada unit satuan pendidikan yang diminta mengikutsertakan murid merasa tidak siap dan tidak disiapkan pula.
Maka, ketika OSN terbuka dengan adanya aplikasi OSN, nyaris mencapai 200 satuan pendidikan baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama mendaftarkan murid dan pendamping. Ini pertanda suatu kemajuan yang membanggakan.
Nah, sesuai jadwal yang dikeluarkan oleh penyelenggara OSN, ada seleksi di sekolah yang selanjutnya ke Kabupaten. Pada jenjang Kabupaten diawali dengan simulasi (uji coba). Simulasi atau uji coba ini suatu hal yang baik sebagai pendekatan agar murid yang diikutsertakan merasa nyaman berhadapan dengan proses dan isian pada aplikasi OSN.
Menariknya, aplikasi yang satu ini dikreasikan sedemikian rupa sehingga hanya dapat diunduh dan direkatkan operasinya pada telepon pintar (android). Maka, hambatan muncul dan solusi patut dipikirkan dan langsung dicoba:
- para murid yang mempunyai android dapat saja dimintakan kesediaan untuk membawa ke sekolah. Sementara murid yang tidak memiliki, dipastikan akan meminjam
- Rerata murid di pedesaan belum memiliki android, maka guru dan orang tua menjadi sandaran pinjaman
- Pengetahuan praktik pada aplikasi OSN belum dimiliki murid dan guru, solusinya learning by doing