Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Menilang Etika

Diperbarui: 5 Februari 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Etika sedang mengayun irama di permukaan ari emosi
saat para pementas riang mendeklamasikan dramaturgi
detak jantung sedang normal-normal saja
jarum jam terus berputar melingkar tiada henti
ayunan irama etika hendak menggema
siapa yang sedang memasang telinga kepekaan?

Irama etika  melintas di lorong-lorong hati
emosi bermain bersama erosi karakter insan
menepuk dada di ruang publik tanpa dosa
berdiri tegak mengepal tinju menilang etika
bentang alam membisu bersama siulan bayu senja
saat aksara bermakna diperdengarkan pengadil

Irama etika bergeser ke kolong meja biro insan berakhlak
kata insan berakhlak  itu noice tanpa voice bermakna
mereka sedang mencari sensasi di ruang partisan
mencla-mencle saat gerah ditimpuk literatur
insan berakhlak lalai pada moral almamater
lalu menilang etika tanpa salam kehangatan

Irama etika bergeser hingga pondok di huma
luasnya huma mengantar irama mendesis saja
penghuni pondok gemas dan menggertak gigi
hendak mengepal tinju, kepada siapa diarahkan?
mau memaki, ke arah kaum manakah disasar?
rindu keluar dari pondok mengadu langit,
ia membisu sambil merenda ketenangan hari esok


Umi Nii Baki-Koro'oto, 5 Februari 2024

Heronimus Bani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline