Bermain dalam Pelukan Ombak
Ombak pantai, selat dan teluk menari
ketika pagi tiba, ketika siang dan malam
ketika fajar menyapa kabut pagi ombak tetap di sana
ketika senja memberi salam pada ufuk barat ombak bergeming
perahu dan kapal menari-nari di tambatan masing-masing
anak-anak pantai tertawa girang bermain-main dengan buah kelapa
sambil berenang bagai pemain polo air di arena sungguhan
ombak tersenyum pada riak kegirangan mereka
Ombak masih terus berada di sana
ia tak akan pindah ke mana-mana selamanya
ia menggulung-gulung dirinya berbukitan hingga pecah melebur
pada saat yang demikian kaum nelayan dan pelaut lainnya berhitung
posisi keberangkatan dari satu titik tempat tambatan kesan
dan kepulangan dari satu titik tempat melepas belenggu rindu
sambil menata irama emosi di selat dan teluk berkelok
hingga senyum lebar dan tawa girang diraih di sana
Ombak tak akan pergi ke dunia lain
ia menunggu dipunggungi perahu dan kapal
nelayan dan pelaut tak gentar berhadapan dengannya
justru mereka telah menjadi sahabat berkerabat rapat
sekali tebar pandang hitungan jitu haruslah solutif
sehingga keselamatan menjadi nada prioritas yang dimainkan
demi menjaga citra pelayaran dan gengsi kehormatan tersirat
di sana kaum pengguna jasa mengenal dalam cerita berkesan
Umi Nii Baki-Koro'oto, 20 November 2023
Heronimus Bani
Catatatan: ditulis sebagai kenangan ketika berada di atas kapal motor antarpulau di Kabupaten Alor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H