Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Dapatkah Bahasa Daerah Eksis di Tengah Gempuran Bahasa Asing?

Diperbarui: 2 November 2023   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.id

Catatan yang Terlewatkan

Bulan Oktober setiap tahun selalu ada dua acara peringatan secara nasional: Hari Ulang Tahun Sumpah Pemuda yang juga dikenal dengan nama Hari Pemuda, dan Bulan Bahasa. 

Hari Sumpah Pemuda/Hari Pemuda diperingati dengan upacara bendera baik di sekolah-sekolah maupun pada organisasi kepemudaan dan kantor-kantor pemerintah. Pada upacara itu para pembina upacara akan membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga. Hal ini sudah menjadi sesuatu yang sifatnya normatif.

Di sisi sebelahnya disebut bulan bahasa. Dalam bulan bahasa sekolah-sekolah tertentu menerapkan secara ketat berbahasa secara lisan dalam proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris. 

Sekolah-sekolah tertentu itu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan bahasa pengantar seperti itu, bahkan diwajibkan pula berbiara bahasa Inggris di luar ruang kelas, atau selama berada di dalam kompleks sekolah. 

Tujuannya untuk membiasakan kemampuan berbicara bahasa lain (dhi.Bahasa Inggris) dan menyiapkan secara psikologis para siswa untuk dapat berkomunikasi baik sesama pemangku pendidikan di dalam sekolah, maupun di luar sekolah, terlebih berhadapan dalam percakapan dengan pengguna bahasa asing itu.

Dalam tahun-tahun di mana telah dalam pengetahuan publik, dunia digitalisasi telah merambah di segala kanal dan area kehidupan masyarakat. Nyaris tiada tempat yang tanpa bahasa asing. 

Para politisi, pejabat publik dan lain-lain profesi ketika berbicara di hadapan massa, sangat sering menyisipkan kata-kata dalam bahasa asing. Mungkin hal itu untuk menaikkan gengsi. 

Sementara itu bahasa daerah pun tak kalah dimainkan oleh Presiden NKRI, Joko Widodo. Sebutlah kata  ojo kesusu, grasa-grusu, dan lain-lain yang sering dipakai. Kata-kata itu kemudian diadopsi oleh pejabat publik lainnya. Mereka menggunakannya dalam percakapan maupun orasi.

Baik bahasa asing maupun bahasa daerah tertentu yang digunakan oleh para pejabat publik, semua itu terasa akan memperkaya Bahasa Indonesia. Mungkinkah Bahasa Daerah di daerah akan diperkaya juga?

Tidaklah demikian, bahasa daerah justru tergerus. Pengguna bahasa daerah di mana pun ketika berbicara dengan sesamanya dipastikan akan menyisipkan kata-kata dari lingua-franca dan Bahasa Indonesia. Maka, perlahan-lahan bahasa daerah digerus, dan menuju ancaman kepunahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline