Ketika Kaesang Pangareb memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai labuhan hati untuk praktik politik dan politik praktis, publik "terbelah" dalam ranah ramai-ramai gembira dan ramai-ramai "gerah".
Barangkali pernyataan PA di atas tidak tepat, keliru atau melenceng dari fakta, namun mari sejenak menengok apa saja yang sudah terjadi sekitar keberadaan Kaesang Pangareb yang akhirnya melabuhkan pilihan praktik politik dan berpolitik praktis melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ramai-ramai Gembira dan "Gerah" Bersama Kaesang Pangareb
Nama Kaesang Pangareb sudah sangat familiar pada cakrawala pengetahuan umum. Ia sangat populer di kalangan kaum muda Indonesia atas alasan yang tidak muluk-muluk. Ia anak dari seorang ayah bernama Ir. Joko Widodo dan ibu Iriana Joko Widodo. Ayah dan ibunya bukan sekadar berperan penting di dalam keluarga batih mereka, tetapi telah naik menjadi Walikota Solo, Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan terakhir menjadi Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Ir. Joko Widodo bahkan terpilih untuk menjabat sebagai Presiden selama 2 periode, dan di sana ada ibu Iriana Joko Widodo sebagai ibu negara. Maka, seorang Kaesang Pangareb naik pamornya. Akh... tidaklah demikian, bukan?
Kaesang Pangareb dikenal publik sebagai pengusaha muda yang enerjik, kreatif dan inovatif. Ia telah memiliki lebih dari 50 gerai kuliner dengan merk Sang Pisang. Sang Pisang tidak berdiri sendiri sebagai usaha kuliner di bawah kendali Kaesang. Ia mengelola sejumlah usaha dengan brand yang membuat namanya makin naik. Mari kita sebutkan: Chili Pari, katering yang melayani keperluan seremonial. iColor servis produk Apple: iPhone, Macbook, iPed, dan penjualan suku cadangnya. Aplikasi Madhang, aplikasi jual-beli khas rumahan. Sang Javas, produk kaos bergambar karikatur. TernaKopi, gerai kopi. Tugas Negara Bos, gerai penjualan jas hujan dan T-shirt. Siap Mas, kolaborasi usaha kuliner bersama Gibran. Kerjacholic, aplikasi yang membatu lulusan mencari pekerjaan. Markobar (martabak kota barat), martabak dengan varian tapping. Truz Official, usaha bidang fashion. Let'sToast, menjual bahan makanan berbahan dasar roti. Enigma Camp, pelatihan programming bagi mereka yang ingin mempelajari IT. Goola, produk minuman trandisional khas Indonesia. Ternak ikan lele, pemasok ikan lele ke berbagai tempat di Indonesia. Hompimpa Games, permainan dan hiburan. (sumber)
Mari membayangkan bagaimana mengelola 15 jenis usaha dari Kaesang Pangareb yang masih amat muda. Dalam usia yang masih muda sudah berkiprah di dunia bisnis yang sangat menyibukkan dirinya. Bukankah semua bisnis yang dikelolanya menyentuh langsung kebutuhan masyarakat terutama kalangan muda?
Ia tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan telah merambah dunia persepakbolaan Indonesia. Kaesang Pangareb memegang 40% saham Persis Solo pada Maret 2021. Ia bersama-sama dengan Erick Tohir (20%) dan Kevin Nugroho (30%). Di bawah kepemimpinannya, Persis Solo berhasil keluar sebagai Juara Liga 2, dan berhak naik kasta ke Liga 1 Sepakbola nasional (sumber).
Nama Kaesang Pangareb makin naik dan rasanya seperti ditunggu-tunggu publik. Ia telah menjadi publik figur yang disukai sehingga dunia aplikasi medsos yang dimilikinya pun memiliki amat banyak pengikutnya.
Dunia hiburan dirambahnya pula dengan menampilkan podcast yang menghadirkan percakapan praktik politik dengan gaya kocak/komedi. Menggembirakan. Kemasan apik dan bergaya komedi yang demikian ini menyejukkan praktik politik. Hanya dalam tempo 6 bulan ia sudah berhasil menggondol penghargaan Content Creator Award 2023 yang menyaingi kompetitornya Dedy Corbuzer dan Denny Sumargono. (sumber).
Lalu, tiba-tiba ia "jatuh cinta" pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partainya kaum muda. Sungguh suatu keberuntungan pada PSI yang dibesut Jeffrie Geovani, Grace Natalie, Raja Julie Antoni dan beberapa tokoh muda lainnya.
Menurut beberapa petinggi PSI, mereka mendapatkan beberapa keuntungan yang kiranya bila melakukan gugling untuk mendapatian informasi dapat dirangkum sebagai berikut:
- Jokowi effect. Dalam banyak media online dan diskusi para pengamat dan praktisi politik yang disiarkan media televisi, salah satu keuntungan yang didapatkan PSI yakni Jokowi Effect. Mengapa? PSI sebagai partai yang sudah menggaungkan istilah Jokowisme, yang oleh karenanya telah menggema di seluruh persada nusantara. Mereka yang merindukan keberlanjutan gaya dan gerak maju ala Jokowi akan berada pada kanal ini. Maka, PSI akan mendulang suara pada pemilu 2024 yang akan datang.
- Pamor PSI terdongkrak. Perhatikan bagaimana gerak permainan PSI setelah pemilu 2019. Ia tidak lolos ke Senayan sebagai bagian dari parlemen, tetapi suaranya terus mendengung dan menggelitik telinga politik para praktisi. Kritiknya tidak terhenti dibandingkan partai lain yang pernah lolos ke Senayan dan kemudian kembali redup dalam kesenyapan praktik politik mereka. PSI terus menggelorakan idealisme untuk memberantas korupsi. Maka, ketika Kaesang Pangarep bergabung, ia bagai mendapatkan tambahan "nutrisi bergizi" yang menjadikan pamornya terdongkrak. Lihatlah bagaimana reaksi publik pada PSI dibandingkan partai lainnya yang sudah resmi terdaftar sebagai peserta Pemilu 2024.
- PSI menjadi buah bibir. PSI menjadi buah bibir yang dimulai dari warung-warung kopi, kedai nasi campur, hingga ruang-ruang gemerlap yang dipenuhi kamera yang menyorot para pengamat dan politisi saling mengadu argument. PSI telah menjadi titik sentral polemik pada bentangan cakrawala diskusi publik. Maka, ia dipolemikkan baik lisan maupun tulisan. Bukan tidak mungkin akan melahirkan tulisan-tulisan bernas sebagai dampak "permainan" para aktor di dalam PSI itu sendiri. Ketika menjadi buah bibir, maka ia makin tersohor hingga sudut-sudut wilayah, pulau besar dan kecil. Ia berada pula pada pangkuan para pemangku kepentingan di berbagai tempat gegara PSI menjadi buah bibir publik.
- Partai Kompetitor menjadi "ketar-ketir". Barangkali istilah ketar-ketir kurang tepat di sini. Faktanya, ketika ada publik figur hadir dalam satu partai politik, di sana partai itu akan mendapatkan semacam booster yang memberi daya tahan pada partai untuk bergerak maju. Maka, ketika Kaesang Pangarep bagai booster pada PSI daya juangnya makin kuat sehingga bolehlah disebutkan partai kompetitor "ketar-ketir". Anggota partai yang selalu muncul dalam diskusi-diskusi di ruang publik seperti PDI Perjuangan. Hal ini bukan berarti PDI Perjuangan sedang "ketar-ketir", tetapi bukankah membahas PSI dalam sepak terjangnya dari kaca mata pihak lawan menjadi indikator bahwa di sebelah sana sedang memasang kuda-kuda kerja keras?
Mari menelusuri reaksi tokoh-tokoh PDI Perjuaangan sesaat sesudah Kaesang Pangarep didapuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia.
- Puan Maharani, Ketua DPP PDI Perjuangan menyampaikan ucapan selamat bahkan berharap untuk dapat bertemu sebagaimana pimpinan partai pada umumnya di Indonesia yang saling bersilaturahmi.
- Ganjar Pranowo, "Selamat untuk Mas Kaesang." demikian ungkapan singkat Ganjar Pranowo ketika ditanya wartawan. Ganjrar Pranowo sudah menjadi bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. Sudah dalam pengetahuan umum bahwa selain ada partai yang mengusung bakal calon presiden, diperlukan pula partai yang mendukung. Misalnya PDI Perjuangan sendiri mengusung Ganjar Pranowo, tetapi ada partai lain yang turut mendukung, PPP, Hanura, Perindo, dan mungkin ada harapan PSI misalnya.
- Masih banyak politisi dan pengamat politik yang memberi reaksi baik dengan ucapan selamat, kritik dan harapan pada Kaesang Pangarep sebagai Ketum PSI.