Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Pelatihan Guru dengan Pendekatan Kelompok Kecil

Diperbarui: 9 Juli 2023   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pengantar

Tulisan PA terdahulu tentang pelatihan guru SD GMIT diselenggarakan oleh Unit Bahasa dan Budaya (UBB) GMIT  Kupang. Konteks Multi-Bahasa Anak Didik (KoMBAD) menjadi pendekatan baru yang dikembangkan oleh institusi yang dibentuk oleh Majelis Sinode GMIT di Kupang, yakni UBB GMIT. Di dalam UBB GMIT ada dua bagian tugas yakni: (1) penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa-bahasa lokal dalam lingkungan pelayanan GMIT. Penerjemahan diarahkan khususnya dalam Perjanjian Baru. (2) Pengembangan materi ajar untuk sekolah-sekolah GMIT yang kiranya akan memberi pengaruh pada kebijakan isian kurikulum muatan lokal berbasis bahasa lokal.

Program Pendidikan Multi-Bahasa (PMB) sebagai tugas kedua di UBB GMIT mulai menggerakkan tugas ini ketika ortografi dihidupkan oleh para penerjemah Alkitab. Maka, lahirlah pendekatan KoMBAD setelah melalui serangkaian diskusi, kerja keras dan cerdas oleh para pengembang PMB. Hasilnya, telah diujicobakan pada beberapa institusi PAUD/TK di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

Pelatihan dilanjutkan dengan menyasar guru Sekolah Dasar Kelas I dan Guru Pendidikan Agama Kristen. Pelatihan yang dalam pengamatan PA, sangat efektif oleh karena menghadirkan jumlah peserta terbatas. Dalam pelatihan yang demikian, tidak terdapat peluang untuk para peserta pasif. Mereka akan diaktifkan hingga mengaktifkan diri sendiri oleh karena terdorong untuk menyampaikan pendapat hingga dengan sukacita mau melakukan sesuatu agar menjadi ketrampilan pada dirinya.


Ketrampilan dalam KoMBAD

Sejumlah ketrampilan yang sudah lazim diangkat dalam program Pendidikan Multi-Bahasa UBB GMIT Kupang. Ketrampilan sebagaimana yang sudah ada dalam pengetahuan umum yakni Taksonomi Bloom dijadikan fokus dalam pelatihan ini. Secara sederhana PMB-UBB GMIT mengurai dalam tingkatan sebagai berikut: 1, ingat isi teks; 2, paham isi teks; 3, terapkan informasi teks; 4, analisa isi teks; 5, menilai isi teks; 6, mencipta baru.

Bagaimana keenam ketrampilan ini dapat dikuasai guru yang akan menjadi bagian dirinya untuk diprosesbelajarkan pada anak didik agar anak didik pun memilikinya?

Kesemua ketrampilan sebagaimana taksonomi Bloom yang demikian itu dilatihkan kepada para guru. Guru yang merasa sudah mapan dengan pengetahuan Taksonomi Bloom tentu tidak ingin mendapatkan pelatihan ini lagi, namun mungkinkah ia sudah menjadi guru yang memiliki bukan saja pengetahuan tetapi ketrampilannya untuk diprosesbelajarkan secara aktif, kreatif dan menyenangkan pada anak didik.

Maka, PMB UBB GMIT mengadakan pelatihan ini dengan mengundang guru dalam jumlah terbatas. Prinsip yang dipegang teguh yakni sekalipun kecil jumlahnya bila semua yang sudah dilatih ini serius, sungguh-sungguh, dan sungguh-sungguh pula melaksanakannya di ruang-ruang kelas, maka akan mempunyai dampak besar. Dampak itu yakni perubahan cara belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Perubahan pada cara mengajar guru yang "monoton ceramah" menjadi mengaktifkan diri secara kreatif dan teliti, serta anak pun akan kreatif, teliti dan inovatif.

Selain ketrampilan sebagaimana disebutkan di atas, para guru yang tiap kelompoknya terdiri dari 4 - 6 orang ini dilatih untuk dapat mengaktifkan siswa dalam hal: membunyikan lambang bunyi (huruf), menulis lambang bunyi dalam satuan huruf, suku kata, kata, dan akhirnya dapat menulis sendiri. Ketika menulis sendiri, ia mampu menulis kata, kalimat dan cerita amat sederhana dalam bahasa daerahnya.

Mengapa Bahasa Daerah?

Bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Bahasa yang demikian itu sudah ada dalam kepemilikan anak di rumah. Praktiknya, anak berkomunikasi dengan teman sebaya, orang tua, dan siapa pun di lingkungannya dengan bahasa itu. Bahasa itu sendiri telah mengandung unsur-unsur ilmu. Ketika menggunakan bahasa itu untuk berkomunikasi, isiannya sesuatu yang diketahui (pengetahuan). Maka, sesungguhnya anak telah memiliki potensi berbicara (berkomunikasi) dalam bahasanya sendiri. Ia pun telah memiliki potensi mendengarkan (menyimak) rekan atau orang lain berbicara dengannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline