Pengantar
Dalam tiga tahun terakhir, Unit Bahasa dan Budaya Gereja Masehi Injili di Timor (UBB-GMIT) telah merancang, melatih dan melakukan uji coba suatu pendekatan proses pembelajaran. Pendekatan proses pembelajaran yang dimaksud ini disebut KoMBAD. KoMBAD merupakan akronim dari Konteks Multi-Bahasa Anak Didik.
Mengapa KoMBAD?
Wilayah Pelayanan GMIT di dalamnya terdapat beragam suku bangsa dan bahasa daerah. GMIT sebagai institusi keagaman, dalam ziarah pelayanannya, oleh para pelayan menggunakan ragam bahasa antara lain: Bahasa Indonesia (standar), Bahasa Melayu Kupang, Bahasa daerah/lokal sesuai konteks dan kondisi di mana para pelayan berada dan siap belajar bahasa daerah.
Sementara itu di sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh GMIT, di sana interaksi guru-siswa berada dalam koridor kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Kekhasan atau entitas GMIT belum terasakan dalam proses dan isi.
Ketika K-13 diberlakukan terasa ada peluang kreativitas pengembangan pada isian materi ajar. UBB GMIT mempelajarinya untuk pengembangan materi ajar yang khas ke-GMIT-an tanpa abai pada muatan nasional sesuai apa yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selanjutnya Kurikulum Merdeka (KuMer) pun lahir di mana ada sejumlah episode di dalamnya. Ruang dan peluang terbuka untuk kreativitas isian/muatan materi ajar dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (Kemdikbudristek).
UBB GMIT melakukan uji coba pada beberapa PAUD TK di Kota Kupang, Kabupaten Kupang untuk pengguna Bahasa Melayu Kupang dan Bahasa Amarasi.
Dalam evaluasi yang dilaksanakan bersama antara para guru dan pengembang materi ajar, diketahui manfaat dan kemajuan dari program ini, terutama terlihat dari kemajuan belajar anak. Anak sebagai peserta didik aktif, kreatif dan senang. Tahapan apa yang disebutkan sebagai berpikir rendah menuju berpikir tinggi sesuai taksonomi Bloom mulai nampak. Maka, disepakati untuk peningkatan program ini ke jenjang Sekolah Dasar. UBB GMIT melakukan sosialisasi pada beberapa sekolah dasar milik GMIT di mana program penerjemahan Alkitab (Perjanjian Baru/PB)) sudah dimulai dan sedang dalam pemanfaatannya.
Keterpilihan bahasa daerah di mana sudah ada program penerjemahan Alkitab (PB) ini membantu pengembang program KoMBAD oleh karena salah satu tugas penting dan pokok dalam penerjemahan Alkitab yakni ortografi. Dari ortografi ini pengembang mendapatkan ilmu bunyi dan tata tulis bahasa daerah dimaksud.
Komunikasi dibangun dengan yayasan-yayasan milik GMIT yang membawahi sekolah-sekolah dasar yang komunitas pengguna bahasa daerahnya sudah ada program penerjemahan Alkitab itu. Sekolah-sekolah dasar ini kemudian mendapat kunjungan sosialisasi dari tim UBB GMIT. Sosialisasi program KoMBAD yang diterima oleh yayasan dan unti-unit sekolah dasar ini, selanjutnya UBB GMIT mengadakan pelatihan guru, khusus guru kelas 1 dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.