Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Ruang dalam Buku Bambu

Diperbarui: 7 Juli 2023   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, sumber: https://id.depositphotos.com/

Pagi-pagi di perbukitan berlereng sirna sang fajar,
manakala surya menggoyang dalam ritme tetap
gemawan hitam pun seringkali turut bergeser
dalam kilau nan silau sang surya tanpa kelip
tetumbuhan liar melirik tingkah para nuanser
mereka tersenyum dalam siulan dedaunan
ketika angin mendesah dalam rayuan

Bambu di tebing bergeming dalam rasa
manakala bola matanya memandang cakrawala
di sana tergambar suara penyeru alam dan insan
kaum agamawan membentak dan mengepal tinju
gerigi mereka tumbuh taring lebih panjang
hendak mencabik tak dapat diwujudkan
hingga melolong di pagi hingga petang

Bambu memberi ruang pada dirinya
siapa menangkap peluang dalam isian ruang
butuh kreativitas menata heteroganitas insan
hingga penuh pun masih berasumsi ruang kosong
agar tiada sungkan mengujarkan idealisme
pada pembijaksana pengontrol keadilan
di lorong kemewahan dan kemuliaan dogmamu

Umi Nii Baki-Koro'oto, 7 Juli 2023

Heronimus Bani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline