Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Bunyi Cis Kesenangan Sesaat

Diperbarui: 18 Maret 2023   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: https://www.istockphoto.com/

Bebunyian datang silih berganti dari mesin-mesin bergerak yang belum seberapa banyaknya di kampung dibandingkan yang hilir-mudik lalu-lalang di perkotaan. Sekalipun demikian, mesin-mesin bergerak yang menimbulkan kebisingan di keheningan alam pedesaan telah mengubah paradigma masyarakat dari gerak lambat menjadi gerak cepat. Masyarakat pedesaan pun rindu bergerak cepat dalam memobilisasi arus barang dan jasa.

Bebunyian yang disebut klakson mengganti siul terindah burung-burung dalam hutan dan kokok terkeras ayam dalam kampung.  Berjenis burung pun mulai terancam punah ketika satu bunyi bernama cis melejit amat sangat kencang dan cepat membawa daya dan gaya membunuh. Sang cis tidak saja membunuh varian burung, juga membunuh segala jenis binatang hutan. Celeng, monyet, kuskus, musang, hingga rusa.

Belakangan sang pemilik tanduk bercabang menjadi sorotan percakapan masyarakat pedesaan. Jenis binatang yang satu ini diincar untuk dihabisi. Padahal, ia masuk kategori dilindungi sehingga masyarakat perlu pula berada di ranah yang sama, melindungi agar ia tetap lestari, bukan malah dibunuh untuk kesenangan sesaat.

Cukup sekian catatan hari ini.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 18 Maret 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline