Pemulung Aksara duduk di sini di ruang pungut aksara menyaksikan aksara menari-nari dalam rona kurang ramah ketika rumah ibadah diperlakukan amat buruk dengan bom penghancur massal, kutuk pun lahir dari bibir dan liang mulut kaum pada kaum penghancur
Terkutuk... terkutuk... terkutuk...
Sayangkan mereka bagai kutu, kutu, kutu yang terus hidup, mati satu bertelur ribuan merambah isi kepala dengan doktrin kehancuran, kutu humanisme tak rela hancur dalam ziarah zaman
Umi Nii Baki-Koro'oto, 1 Februari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI