Denting lonceng gereja pada malam itu sebanyak 12 kali. Akh... rupanya lonceng pertanda ada kematian, tapi tidak demikian. Pembaca warta pelayanan mengingatkan bahwa lonceng gereja akan ditabuh untuk mengingatkan bahwa kaum keluarga dalam komunitas Nasrani di Koro'oto akan berdoa secara serentak pada pukul 24.00; atau pukul nol nol waktu pergantian hari.
Ya, lonceng itu dibunyikan di tengah guyuran hujan. Kaum Nasrani di tiap rumah dalam komunitas umat di Koro'oto khusuk dalam doa mereka.
Hari berikutnya, Minggu (25/12/22), hari perayaan Kelahiran Yesus Kristus. Pada hari ini, kebaktian utama Minggu patut dilakukan sebagai kebaktian yang rutin dan tetap. Sementara kebaktian yang sifatnya istimewa untuk perayaan itu baru akan dilangsungkan pada sore harinya. Lonceng gereja ditabuh lagi. Gemanya merayapi gendang telinga tiap anggota komunitas di dalam kampung ini. Lonceng ditabuh sebanak 12 kali pada siang hari ini. Kali ini anggota komunitas memastikan bahwa telah terjadi kematian pada salah satu keluarga dalam komunitas.
Benar. Kematian terjadi pada seorang ibu berumur 72 tahun. Ia telah menjanda beberapa tahun setelah suaminya meninggal. Ia meninggalkan 3 orang anak perempuannya. Dua orang di antaranya telah menikah, dan seorang lagi belum menikah. Janda ini meninggalkan 3 orang anak perempuannya, 2 orang menantu, 5 orang cucu, 1 orang cucu menanti, dan 2 orang cece.
Denting lonceng gereja sebanyak 12 kali di dalam kampung, selalu mengingatkan akan kematian orang dewasa. Denting lonceng pada pukul 12 tengah malam atau pada pukul 00 saat pergantian hari, saat itu pertanda setiap keluarga khusuk dalam doa umat. Hal ini terjadi bila disampaikan melalui warta pelayanan yang dibacakan oleh seorang anggota presbiter dalam gereja.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 26 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H