Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

(Lagi) Seorang Guru dari Amarasi Selatan Pergi untuk Selamanya

Diperbarui: 22 November 2022   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi, alam seberang sana, foto; dokpri, RoniBani

Master influences immortality; no one knows where their influence ends,

Guru memengaruhi keabadian; tidak ada yang tahu dimana pengaruh mereka berhenti. - Henry Brooks Adams

Pengantar

Dunia pendidikan dasar (dikdas) senantiasa terus bergerak maju dengan memikul beban interaksi pembelajaran guru-siswa bersama pemangku kepentingan lain di sekitarnya. Pembelajaran yang memungkinkan keberhasilan dan dampaknya berada di ranah dan tangan guru profesional, maka pernyataan Henry Books Adams pada kutipan di atas suatu hal yang menarik pembahasannya. 

Namun, pada tulisan ini, saya tidak hendak mengulas pernyataan itu secara lebih luas dan mendalam. Fokus saya kali ini tentang guru dalam keabadian ingatan dan kenangan siswanya, mungkinkah itu?

Bahwa mungkin mereka yang disebut siswa akan mengingat dan mengenang gurunya, dipastikan, ya. Durasi ingatan dan kenangan itu berapa lamanya? Siapa pun tidak dapat memastikan. Maka, ketika seorang guru menutup usia, di sana ingatan dan kenangan muncul ke permukaan dalam penggalan-penggalan kisah, baik pada siswa yang masih di sekolah atau mereka yang sudah menjadi alumni.

Dunia pendididikan dasar Kabupaten Kupang, khususnya di Kecamatan Amarasi Selatan kembali diselimuti duka. Seorang rekan guru meninggal dunia. Ia sedang mempersiapkan diri memasuki masa pensiun tahun depan, namun "pemensiunan" dirinya justru terjadi pada hari kematiannya.

Selimut Duka pada dunia Pendidikan Dasar di Amarasi Selatan

Institusi pendidikan dasar di Kecamatan Amarasi Selatan yang terdiri dari 12 unit sekolah dasar (negeri/inpres/swasta), dan 7 unit sekolah menengah pertama (negeri/swasta) kembali dalam suasana berkabung. Dua belas unit Sekolah Dasar itu yakni:

  • SD Inpres Nekmese
  • SD GMIT Koro'oto
  • SD Negeri Naet
  • SD Inpres Buraen 1
  • SD Katolik Buraen
  • SD Negeri Buraen 1
  • SD Negeri Sonraen
  • SD Inpres Buraen 2
  • SD Negeri Retraen
  • SD Inpres Sahraen
  • SD Negeri Sahraen
  • SD Negeri Tarba

Sementara itu di sana pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat:

  • SMP Negeri 1 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 2 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 3 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 4 Amarasi Selatan
  • SMP Swasta Katolik Buraen
  • SMP Swasta Kristen 1 Amarasi Selatan
  • SMP Swasta Kristen 2 Amarasi Selatan

Kesemuanya ini sebelumnya telah berduka, yakni pada tanggal 17 November 2022, seorang rekan guru (Pendidikan Agama Katolik) yang meninggal dunia (15/11) dikebumikan. Sang guru, yang seorang ibu, meninggalkan suami dan 2 orang anak serta sejumlah siswa. 

Hymne Guru diperdengarkan ketika peti jenazah diusung melewati barisan pagar betis para guru dan tenaga kependidikan. Para siswa dan guru yang melantunkan Hymne Guru bernyanyi sambil meneteskan air mata. 

Di bibir liang lahat sebait puisi masih dibacakan sebelum liang itu ditutup. Bumi pertiwi menerimanya, memangku dan memapah jasadnya, sementara siswa dan alumni pulang dengan membangan ingatan dan kenangan pada jasanya.

Hari ini, Selasa (22/11/22) pada angka indah ini, cakrawala diukir dengan suasana duka. Kabar dukacita menyebar pada kami para guru di dalam semua institusi pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA di Kecamatan ini. Seorang rekan guru (laki-laki) meninggal dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline