Pagi telah menyapu wajah rupawan darat dan laut, di sana bukit melambai landai lembah, gunung melembutkan suara panggil pada lereng nan terjun, laut merindukan lautan luas, selat rindu bersisian dengan tanjung, semua nyanyian awal minggu dimulai, nadanya indah nan syahdu didaraskan pada Ilahi Sang Khalik, kaum pencerah iman melantunkan tutur celoteh ilustrasi dan inspirasi, ujar berdialektika dan beretorika
Pemulung aksara berefleksi pada desain komposisi semesta oleh Khalik Ilahi, manakala insan berakhlak mulia ambisius merogoh perut bumi, menggarong muatan pangkuannya, lantas luapan kayau menggetirkan hati, lereng bagai ditekuk rontok, sakit tubuh jasmani meraung suara tangis siapa segera memapah bopong pada area murah bermanja?
Izinkan insan tegar pada kusut berpelik dan bawalah pada girang bergelora saat hujan tiba, menumbuhkan tetumbuhan, menyegarkan segala yang bernafas, ya Khalik Ilahi, terimalah syukur dan madah dalam seruan, "biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!"
Koro'oto-Kee'runat, 20 November 2022
NB: yang ditulis miring dikutip dari Mazmur 150:6 (LAI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H