Pengantar
Artikel berikut ini merupakan cerita ringkas dari kebiasaan saya menulis dan berbagi sedapat-dapatnya. Hal ini saya lakukan untuk menginspirasi siapapun yang bersentuhan dengan tulisan, foto dan sikap saya. Saya tahu bahwa sangat sedikit yang terinspirasi, dan dari yang sedikit itu pun lebih sedikit lagi yang mau mencoba.
Hal ini mungkin dialami oleh banyak penulis yang berniat memotivasi orang lain. Bila penulis itu seorang guru, tentulah motivasi itu hendak ditularkan kepada rekan guru baik di lingkungan sendiri, atau pada lingkungan pertemanan yang lebih luas.
Menulis Essai dan Puisi
Satu kebiasaan belaka sejak 2010, ketika mulai merambahi dunia tulis-menulis. Pada mulanya saya berpikir bahwa menulis itu membutuhkan pengetahuan yang luas dan terutama tatanan kalimat mesti bersifat saintis alias yang ilmiah agar terlihat keren.
Hal ini menyebabkan rasa percaya diri yang belum dapat beranjak. Ketika menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah, semisal: seminar sehari, lokakarya, saya belajar dan terus belajar melihat, merasakan dan mulai menyikapi gaya menulis pada diri sendiri.
Merambah koran lokal di Kota Kupang seperti Timor Express dan Suara Timor saya mengirim tulisan dengan menggunakan floopy A pada saat itu ketika sudah mengenal desktop. Beberapa tulisan ditolak redaksi walau akhirnya ada juga yang diterima dan dipublikasi.
Rasa percaya diri bangkit. Media Suara Timor yang terbit sore di Kota Kupang selalu meminta artikel (esai). Sayangnya, media ini dibredil. Saya bersyukur dapat mengumpulkan kembali semua essai lalu dibukukan dalam Catatan Seorang Guru Daerah Terpencil (2015)
Agustus 2015 ketika kami makin menyukai dunia tulis-menulis, kami terbitkan satu Tabloit dengan label INFO NTT. Tabloit ini terbit 12 edisi, sambil kami membangun satu media daring yang kami beri nama sama yakni infontt. Tabloit INFO NTT kami hentikan, sementara media daring infontt masih eksis sampai sekarang [di sini].
Ketika buku pertama terbit, rasa percaya diri mulai bangkit. Saya menulis puisi dan membacakannya pada momentum tertentu. Semua puisi yang tulis dan mendapat peluang untuk dibacakan, selalu saya tulis by locus and condition, dan langsung mohon ruang dan peluang sempit untuk dapat membacakannya. Salah satu contoh puisi yang saya baca dapat dilihat di sini.
Merambah lagi dunia tulis-menulis pada produk aplikasi digital seperi Facebook, Line, saya tutup dua model ini. Lalu pindah ke Blog. Blog pertama saya pada 2011 saya beri nama Umi Nii Baki [di sini]. Nama ini saya ambil dari nama rumah adat komunitas kami.