Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Pemulung Aksara dalam Gulita Bisu

Diperbarui: 15 November 2022   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gulita ini sedang bisu, jangkrik pun tak sudi meretaskan suaranya, dedengkot hantu malam bersembunyi jauh, kolam kecil timbunan air hujan tenang teduh, gulita bisu, pemulung aksara lebih bisu

Sepenggal kabar lara nan pedih pada cedera dan retaknya hati, hati yang telah teguh dan kukuh, nyaris tak kuat memapah dirinya sendiri, jika tak segera meraih tangkai spirit tunas baru, 

Gulita bisu dapat berkisah dengan jejeran simbol bermakna, lorong etalase bercelah, sisip bersisian naik ditopang dahan rangsang bergairah, cuat pucuk tunas baru di bidang datar berkejaran, meraih nilai dalam komunitas beragam warna genrenya.

Gulita bisu masih akan berkisah dengan simbol bermakna hingga kejora terlihat, saat itu senyum mengusir cemas, tawa menghalau kemasan lara nan pedih, canda mengubur irama kepenatan sukma, dan pemulung aksara rindu menjilidkan babak baru.

Koro'oto, 15 November 2022

*ketika kaum Kompasianer turut dalam simpati dan empati membangkitkan semangat rekan yang remuk hatinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline