Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Pemulung Aksara di Senja Bertangisan

Diperbarui: 14 November 2022   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, foto dokpri, RoniBani

Seminggu terakhir ini, tangisan bertanda di senja hari, pancaran cahaya keemasan tak segera menghibur kaum peratap, suara kicau burung di rerantingan berteduh tak jua menjadi pelipur lara, anak-anak bergurau tak mengusir kenangan pada jasa sahabat dan kekasih.

Pemulung Aksara duduk di sini, berefleksi pada frasa ratapan dalam dukacita, ketika frasa lain diujar, people come and go... ritual lahir-hidup-karya-mati selalu pasti pada kaum dan insan

Siapa dapat menahan ritme ritual tetap ini, kematian ditangisi dan diratapi, dilayati dan dihayati pada refleksi berikutnya, agar para peratap mendapat penghiburan, ikhlas pula melepas sahabat dan kekasih. Pemulung aksara turut merasakan duka, menulis di sini sebagai irama turut berbela sungkawa.

Koro'oto, 14 November 2022

*dua minggu tearakhir ini, terlebih pada minggu terakhir ini nyaris tanpa hari yang lowong dari kabar kematian pada sahabat-sahabat di sekitar kampung dan wilayah kecamatan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline