Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Hawa Malam Mencumbu Pemulung Aksara

Diperbarui: 9 November 2022   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: gerhana bulan semalam lalu, foto; (Antara/Ist) 

Larutnya irama malam tak dapat ditahan-tahan
bersama cumbu dan gigitan hawa dingin malam
Pemulung Aksara melongok pada serpihan
kabar terburai di pelataran aksi kaum penjejer alfabet
sambil meremas jemari untuk bersua hangat
ia menemukan antrian aksara bagai di loket
memohon jemari penari segera urgen prioritas

Pemulung Aksara menggigit bibir
manakala bintang merajuk sikut pada siku
dan belalang sembah tak rela menyembah
di sela tawon mengisap manisnya keceriaan
lalu layar berganti pariwara pengalih warta
agar sejenak darah tak berdesir meramu kata
menanti masa kejujuran dan ketulusan.

Hawa malam mencumbu Pemulung Aksara
dingin tak dapat memberi batas ruang
agar gemintang terang cerlang gemilang
dan sang gerhana bulan yang sudah pergi
menyisakan cerita pada kaum telat kabar
sesal tak cukup sesak pun tak kurang
kiranya masih ada asa gerhana bulan tiba.


Koro'oto, 9 November 2022

*ditulis malam ini saat menonton televisi, sambil membuka-buka bacaan dari info media daring;
   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline