Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Surat Cinta Guru untuk Presiden Jokowi

Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: cover book Surat Cinta Guru untuk Presiden Jokowi (Dok Pribadi)

Pengantar

Pada Desember 2021 lebih dari 40 orang guru/dosen penulis yang tergabung dalam grup WhatsApp Pegiat Literasi Nusantara bersepakat untuk mengumpulkan masing-masing satu artikel. Artikel yang dimaksud berupa sepucuk surat yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia. 

Hasil kerja ini dibukukan dalam satu buku berjudul, Surat Cinta ntuk Presiden Jokowi. Di dalam buku ini para penulis menuangkan apa yang dilihat, dirasakan, atau dibaca dan ditonton dari berbagai media pemberitaan zaman digitalisasi ini.

Saya merupakan salah seorang di antara para penulis itu. Tulisan itu saya beri judul, Betapa Kau Mencintai Nusa Tenggara Timur.  Saya akan kutip dan tempatkan tulisan itu di sini, namun sebelumnya saya kutipkan sinopsis dari buku ini.

Sinopsis Surat Cinta Guru untuk Presiden Jokowi

Membincang masalah pendidikan tentu saja guru ahlinya. Guru sebagai pelaku dalam proses pembelajaran. Hebatnya murid, tentu tidak lepas dari peran gurunya. Namun, kadang guru dilupakan, termasuk oleh para pemangku kebijakan kepala daerah hingga presiden.

Buku Surat Cinta Guru untuk Presiden Jokowi merupakan kumpulan "surat cinta" para guru Nusantara untuk presiden Jokowi yang dibanggakannya. Para guru menyampaikan kekaguman, pesan dan kesan mereka terhadap RI-1 untuk memberikan masukan demi kemajuan Indonesia yagn kita cintai terutama dalam masalah pendidikan.

Membaca buku ini kita akan merasakan betapa semangat para guru begitu menggebu tanpa batas. Segala upaya dilakukan agar para muridnya maju dan sukses dalam kehidupaannya. Namun, sebagai manusia, guru pun punya kebutuhan dan keterbatasan. Melalui buku ini mereka menyampaikannya kepada bapak Presiden Jokowi.

"Surat Cinta" dari Saya di Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur

Saya bangga dengan kepemimpinan bapak yang melakukan "revolusi" pemetaan pembangunan yang merata sebagaimana asas pemerataan yang pernah digaungkan tetapi tidak terjadi pemerataan justru "pemelaratan" dan "pemisahan" wilayah pembangunan menjadi Kawasan Indonesia Timur (KIT) dan Kawasan Indonesia Barat (KIB). Sangat kelihatan kesenjangannya sampai pada titik dimana Timor-Timur berpisah dari NKRI. Tentu sejarahnya masih dapat diperdebatkan, tetapi semuanya sudah final.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline