Lihat ke Halaman Asli

Membaca Kehidupan Etnis Toraja dalam Konstruksi Bangunan

Diperbarui: 8 November 2024   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokpri 

Pengantar

 

Tulisan ini ada ketika kami berkesempatan berkunjung ke Toraja Utara. Tujuan kami ke sana untuk suatu hal yang berhubungan dengan urusan keluarga. Ketika berada di sana, terlihat banyak hal yang menginspirasi untuk dijadikan tulisan. Salah satunya sebagaimana yang saya tempatkan di sini yakni Membaca Kehidupan Etnis Toraja dalam Konstruksi Bangunan.

Konstruksi bangunan bila dilihat sepintas ada kesamaan antara lumbung dan tongkonan. Benar, bahwa secara konstruksi antara Lumbung dan Tongkonan kelihatannya sama. Namun, secara fungsional ada bedanya. Menurut penuturan beberapa tetua di Sangpiak, Kecamaan Awan, Kabupaten Toraja Utara, Lumbung melambangkan laki-laki, dan Tongkonan melambangkan perempuan.

Saya fokus pada Makna Tingkatan Konstruksi Lumbung. Pada konstruksi lumbung ada empat tingkatannya. Keempat tingkatan ini yang hendak saya baca dan memberi persepsi makna pada tiap tingkatan, setelah saya berdiskusi dengan para tetua sebagaimana yang dimaksudkan tadi.

Konstruksi dan Maknanya

Perhatikan Gambar berikut ini.

Karya arsitektur masa lampau ini saya baca dan namakan Alam Martabat Etnis Toraja. Mengapa? Saya memberi nama pada keempat tingkatan itu dengan nama: 1) Alam Bawah, 2) Alam Tengah (1), 3) Alam Tengah (2), dan 4) Alam Atas.

Alam Bawah

Alam bawah, nampak pada persentuhan konstruksi dengan tanah dan bagian bawah tanah. Di sana tiang-tiang (4 -- 6 tiang) di letakkan di atas batu. Keempat batu-batu itulah yang berhubungan langsung dengan tanah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline