Apa yang kita pikirkan tentang filsafat? Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mendalam yang berusaha memahami semua aspek kehidupan, eksistensi, nilai, dan lingkungan di sekitar kita. Untuk memahami filsafat, kita harus memiliki sikap yang ditanamkan di dalam diri kita untuk mengeksplorasi dan mengkritisi asumsi-asumsi dasar yang seringkali kita anggap sepele atau diterima begitu saja dalam kehidupan sehari-hari.
Filosof pendidikan memainkan peran penting dalam menentukan perspektif dan pendekatan pendidikan. Pragmatisme, aliran filsafat yang berkembang pesat di Amerika Serikat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, berfokus pada tindakan, pengalaman, dan hasil praktis sebagai inti dari pemikiran dan pembelajaran. Ini adalah salah satu aliran filsafat yang memiliki pengaruh besar pada dunia pendidikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana filsafat pragmatis berdampak pada kemampuan berpikir siswa saat belajar. Kami akan memfokuskan pada prinsip-prinsip utama pragmatis, bagaimana itu dapat diterapkan dalam pendidikan, dan manfaat yang dihasilkannya.
Konsep Dasar Filsafat Pragmatisme dalam pendidikan
Pragmatisme adalah jenis filosofi yang menekankan pada pengalaman, tindakan, dan hasil praktis sebagai fondasi utama dalam memahami kebenaran. Dalam konteks pendidikan, pragmatisme menekankan pentingnya pembelajaran dalam kehidupan nyata dan bahwa pendidikan adalah proses dinamis yang membantu siswa berkembang melalui pemecahan masalah dan pengalaman langsung.
Tokoh seperti John Dewey, William James, dan Charles Sanders Peirce memperkenalkan pragmatisme dalam pendidikan, yang berpendapat bahwa pembelajaran harus dirancang untuk menghadapi tantangan kehidupan modern dan berakar pada kebutuhan dan minat siswa. Metode ini mengubah paradigma tradisional yang berpusat pada guru menuju pembelajaran yang lebih interaktif, berbasis pengalaman, dan siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Penerapan, kolaborasi sosial, dan pembelajaran berbasis masalah adalah beberapa prinsip utama filsafat pragmatis pendidikan. Faktanya, orang belajar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menurut pragmatisme, tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan lingkungan tempat pendidikan dilakukan. Menurut Topan, M. (2021) menyatakan pragmatisme pendidikan adalah suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman individu; pendidikan selalu terjadi sebagai bagian dari proses perkembangan yang menekankan perkembangan individu, masyarakat, dan kebudayaan, dan diharapkan dapat membentuk dalam arti membina kebudayaan baru yang dapat mempersiapkan manusia untuk masa depan yang semakin kompleks dan menantang.
Jhon Dewey berpendapat bahwa ada dua teori pendidikan yang bertentangan satu sama lain. Teori konservatif dan "teori pemerkahan" adalah kedua teori pendidikan tersebut. Menurut teori konservatif dari penelitian Cholid, N (2013), pendidikan dilakukan tanpa mempertimbangkan kekuatan dan potensi anak. Semuanya akan dipengaruhi oleh pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses pembentukan jiwa dari luar, di mana pelajaran telah ditentukan sesuai keinginan guru, dan anak-anak hanya perlu menerimanya.
Penerapan Filsafat Pragmatisme dalam Proses Pembelajaran
Menurut pragmatisme, sebuah aliran filsafat yang berfokus pada relevansi dan penerapan praktis, pembelajaran adalah proses dinamis yang berfokus pada pemecahan masalah dan keterlibatan aktif siswa. Dalam pendidikan, pragmatisme menekankan pentingnya pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Paradigma pembelajaran tradisional diubah oleh filosofi pragmatisme. Siswa sekarang dipandang sebagai peserta aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya penerima. Metode ini menekankan bahwa ada hubungan antara teori dan tindakan, yang memungkinkan siswa memahami ide dengan lebih baik setelah melakukan hal-hal di dunia nyata. Selain itu, pendidikan pragmatis Jhon Dewey mendorong partisipasi siswa, pembelajaran aktif, dan nilai-nilai demokratis. Menurut Synytsia (2020), ini membantu siswa memperoleh keterampilan berpikir kritis, pengalaman pembelajaran nyata, dan penerapan pengetahuan. Ini adalah beberapa cara pragmatis dapat diterapkan dalam proses pendidikan: