Tanaman teh (Camelia sinennsis) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki prospek bisnis yang menguntungkan dengn nilai ekonomis yang tinggi. Indonesia saat ini menempati produsen the ketujuh didunia. Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Pasar ekspor utamanya adalah Rusia, Inggris, dan Pakistan. Tanaman teh akan tumbuh dengan baik pada suhu 13 -- 15C, bila suhu mencapai 30C pertumbuhan tanaman the akan terhambat. Tanaman teh tumbuh Pada ketinggian 400 -- 800 m dengan kondisi tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 -- 5,6. produktivitas tanaman karet Indonesia masih rendah salah satunya disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit.
Hama dan penyakit penting tanaman teh:
1. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.). Kepik pengisap daun atau Helopeltis spp menyerang pucuk daun muda. Kepik ini menggunakan mulutnya untuk menusuk dan mengisap daun teh yang menyebapkan bintik-bintik hitam pada puncuk daun teh. Pengendalian hama Helopeltis spp adalah dengan memberikan musuh alami Helopeltis berupa laba-laba, capung, belalang sembah.
2. Ulat jengkal (Ectropis bhurmitra). Ulat jengkal memakan daun teh sehingga daun teh menjadi daun berlobang dan pucuk tanaman gundul, tinggal tulang daun saja. Ulat jengkal ditemukan pada tanaman kopi, kakao, kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa jenis kacang-kacangan. Tanaman ini adalah tanaman inang ulat jenkal sehingga tidak ditanam di dekat kebun teh. Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun, memusnahkan ulat/kepompong setiap kali memetik teh, dan melestarikan predator alami. Beberapa predator yang teridentifikasi sebagai predator ulat jengkal dari genus sebagai berikut; Lebia analis, Coleomegilla maculate, Rhinocoris fuscipes, Geocoris spp., Reduviolus dan Tropiconabis, Calosoma spp.
3. Cacar daun (Exobasidium vexans Massee). Merupakan salah satu penyakit penting pada teh. Penyakit ini dapat menurunkan produksi teh dari 20 sampai 90%. Penyakit ini disebapkan oleh jamur Exobasidium vexans Massee. Gejalah awal penyakit cacar daun adalah terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah lalu berubah menjadi warna coklat tua setelah itu mati dan daun berlubang. Pengendalian penyakit ini bias dilakukan dengan cara: menggunakan pestidida nabati dari rumput pahit, biji sirsak, suren, akar tuba dan bandotan. Memangkas Bagian tanaman yang terkena cacar daun. Memotong tanaman pelindung dengan ketinggian di atas 8-10m bertujuan agak sinar matahari banyak masuk dan membunuh spora jamur Exobasidium vexans Massee.
kesimpulannya OPT atau Organisme Pengganggu Tanaman adalah organisme yang bias berupa serangga, jamur atau bakteri yang menjadi penyebap anomaly pada tanaman teh. Beberapa OPT pada tanaman teh, Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.) yang menyebapkan puncuk daun teh menjadi bintik-bintik hitam. Pengendalian Helopeltis spp bisa dengan mengundang predator alami seperti laba-laba, belalang sembah dan capung. Ulat jengkal (Ectropis bhurmitra), ulat yang menyebapkan daun the berlubang. Pengendalian ulat jengkal bias dengan cara tidak menanam tanaman inang di sekitar kebun teh dan memberikan predator alami. Penyakit utama pada tanaman the adalah penyakit cacar daun yang disebapkan oleh jamur Exobasidium vexans Massee. Jamur ini tumbuh dalam keadaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H