Lihat ke Halaman Asli

Herulono Murtopo

Profesional

Memotret Kupu-kupu Menjadi Dramatis

Diperbarui: 7 Januari 2016   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="4 sayap kupu-kupu dengan formasi yang indah"][/caption]Tahun baru harus move on... orang sering menganalogikan move on ini dengan perpindahan metamorfosis dari kepompong (kalau ga dari ulat) menjadi kupu-kupu. Ulat yang semula sangat menjijikkan dan dijauhi orang, kemudian menjadi kupu-kupu yang banyak dinikmati orang. Betapa bertolak belakang hal tersebut. Yang semula, binatang tersebut merusak tanaman kemudian membantu terjadinya penyerbukan pada tanaman. Jadi bukan hanya tampilannya yang menarik, perilakunya juga mencerminkan keindahan itu. Kalau orang bilang sih, jangan hanya wajahnya yang cantik, tapi hatinya juga cantik.

[caption caption="Memang tidak detail, tapi tetap menampakkan keindahan yang luar biasa"]

[/caption]

Kebetulan sekali, akhir tahun kemarin saya habiskan dengan pulang kampuang. Dan pada saat pulang itulah ke Klaten, ke Wonosari, ke Ngawi berkunjung pada kerabat dan di semua tempat itu sedang banyak-banyaknya kupu-kupu. Maklum, kalau di Jakarta betapa susah mendapatkan segerombolan kupu-kupu tersebut. Terlalu sayang rasanya kalau tidak mengabadikan binatang-binatang yang membawa pesan keindahan tersebut. Selain indah secara filosofis, jelas indah dipandang mata. Lalu, sayapun mengabadikan kupu-kupu itu. Sayang sekali, ketika memotretnya, saya seperti tersandera oleh sesuatu yang saya anggap biasa-biasa saja. Terutama ketika mencoba memotret makro dengan menekankan detail yang saya inginkan. Saya terkesan dan teringat dengan keindahan kupu-kupu yang terbang dan tertangkap dengan indah dan dramatis.

Di sinilah kesempatan untuk belajar sebanyak-banyaknya. Sebagai orang yang sama sekali awam dengan dunia fotografi dan tak ingin kehilangan moment, akhirnya kan saya harus mencoba jalan pintas. Jadilah beberapa sessi pemotretan kupu-kupu cantik itu dan bagi saya tetap menarik mendapatkan tangkapan kupu-kupu yang sedang bergerak tersebut. Pada beberapa sessi pemotretan itu, saya baru sadar bahwa di antara banyak kupu-kupu yang terbang dan hinggap tersebut, ternyata memiliki variasi yang luar biasa dan semuanya indah untuk diabadikan.

[caption caption="Kupu-Kupu yang ini, sangat tenang sehingga mudah difoto. Juga ketika bermain-main dengan komposisi"]

[/caption]

[caption caption="Memberikan imajinasi"]

[/caption]

Maklum, kesempatan pertama berburu dengan DSLR, jadinya kesempatan ini benar-benar kesempatan uji coba dan saya benar-benar menghindari penggunaan flash di siang hari karena cahaya matahari sudah sangat melimpah. Sayangnya, kamera secara otomatis mempersiapkan internal flash kalau merasa pencahayaan kurang memadai. Jadilah saya kemudian menggunakan mode olah raga untuk mendapatkan gambar-gambar yang menarik. Kebetulan juga, kemudian kupu-kupu cantik ini bergerak dengan cepat dan sulit sekali tenang untuk mendapatkan gambar yang detail. Maka kemudian yang didapatkan adalah gambar-gambar yang cukup abstrak namun indah.

Apalagi dengan foto-foto tersebut, kemudian memunculkan imajinasi tertentu. Foto di atas misalnya, memberikan imajinasi seperti seekor ikan cupang. Atau pada bagian awal yang ditampilkan, imajinasi tentang sayap malaikat yang anggun dan gagah saya dapatkan. Apalagi, kalau melihat koleksi saya yang lebih banyak... hehehe... imaji itu bisa sangat bermacam-macam. Salah satu imaji yang saya dapatkan adalah pada foto di bawah ini.

[caption caption="membangun imaji dari 2 kupu-kupu"]

[/caption]

Indah bukan? apa imajinasi anda? saya sendiri membayangkannya seperti burung kolibri yang konon bisa mengepakkan sayap puluhan kali dalam hitungan detik. Foto di atas adalah foto 2 ekor kupu-kupu yang berkejaran satu dengan yang lain. Dan beruntung saya mendapatkan foto-foto serupa yang sangat dramatis. Sayangnya, di balik foto-foto yang indah ini... karena kemudian paman saya mengatakan, nanti kalau musim kupu-kupu lebih banyak lagi akan dikabari, untuk mendapatkan banyak kupu-kupu jelas tidak boleh jijik dengan banyaknya ulat di perkebunan juga. Ya, bayangkan kalau kupu-kupunya segedhe itu, bagaimana dengan ulatnya. 

 

Salam Kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline