Lihat ke Halaman Asli

Herulono Murtopo

Profesional

Mereka Itu Beretika, tapi Tak Bermoral

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Adakah ahli hukum yang melanggar hukum? banyak. Adakah ahli agama yang melanggar ajaran agama? tidak kalah banyak. Ada juga, orang yang beretika tapi melanggar moralitas. Mungkin sulit dipahami, dan ada baiknya kita menelaah dalam sudut pandang bahasa.

Yang sering disalahpahami adalah bahwa etika merupakan sebuah ilmu. Akhiran -ika menunjukkan hal itu. bandingkan misalnya dengan kata matematika, mekanika, aritmatika, dll.  Bunyi -ika, dalam kata etika juga menunjuk hal tersebut. Etika adalah ilmu tentang yang baik dan yang buruk dari suatu perbuatan atau keputusan. Dengan kata lain, etika sebenarnya adalah ilmu tentang moral. Kalau mau dijernihkan lagi, etika adalah filsafat moral. Nah, orang yang pernah mengenyam pendidikan saya rasa, pernah diajar tentang etika. Dengan demikian, mereka bisa saja beretika dalam pemikirannya. Sayangnya, ilmu tidak selalu sejalan dengan perbuatan. Orang yang ilmunya tinggi, perbuatannya bisa bertentangan dengan ilmunya. Kalau kita perhatikan, para koruptor itu umumnya berpendidikan tinggi. Bahkan ada dari lingkungan kampus yang berlatar belakang agama. Dengan demikian, makin kelihatan bahwa orang yang beretika belum tentu bermoral.

Kata moral, sebenarnya mengandung beberapa arti yang tidak sama, tapi bersangkutan. Paling tidak ada dua arti, pertama moral merupakan ajaran tentang baik dan buruk. Yang kedua, kwalitas hidup seseorang berdasarkan keputusannya berdasarkan ajaran baik atau buruk itu. Kalau mengacu pada arti pertama, saya yakin semua orang bermoral, dalam arti memiliki ajaran moral. Ada 3 lembaga yang berkepentingan mengajarkan moral yaitu, agama, negara, dan masyarakat. Ketiganya bisa sejalan, bisa berbeda, bahkan bisa bertentangan satu dengan yang lain. Sedangkan, mengacu arti kedua ini juga agak sulit. apakah kata tak bermoral berarti tidak memiliki kwalitas moral? Sepertinya bukan itu yang dimaksudkan.

Maksud dari kata tak bermoral, adalah terjemahan dari kata immoral yang berarti bertentangan dengan ajaran moral. Maka, menurut saya kok, kata ini tidak bisa diterjemahkan dengan kata tak bermoral, tapi biarlah tetap immoral. di situ arti dan arahnya lebih jelas. kata tak bermoral bisa sangat rancu bila dilihat dari pengertian moral dan juga ambigu dengan kata amoral yang berarti bebas dari penilaian moral.

Dengan demikian, sebenarnya apa yang salah dengan sistem pendidikan kita sebenarnya? Kata moral dan kata etika sebenarnya berarti sama yaitu kebiasaan. ethos dari bahasa Yunani yang berarti kebiasaan. Mos asal kata moral berasal dari bahasa Latin yang artinya juga kebiasaan. Nah, kebiasaan pendidikan kita sebenarnya yang salah karena terlalu menekankan segi pengetahuan yang cenderung formalitas. Padahal, pengetahuan yang ada pun sifatnya menghafal. sebagai hafalan praktis sulit untuk terinternalisasikan atau masuk dalam kehidupan peserta didik, sehingga lulusannya berbekal etika, tapi tak berbekal kwalitas moral yang baik.

Jadi, jangan heran kalau pelaku kejahatan bisa saja ujian moral secara tertulis nilainya seratus. Sekali lagi, ini ilmu yang kering dalam penerapannya!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline