Setidaknya sampai saat ini, ada dua kemenangan koalisi merah putuh. UU PIlkada yang kembali ke sistem perwakilan dan UU MD3 yang berhasil menempatkan Setya Novanto, Fahri Hamzah, Fadli Zon, dkk ke dalam barisan DPR.
Logikanya, kemenangan ini disambut gembira oleh para pendukungnya. Tapi, kok sejauh saya membaca di media-media sepertinya sepi-sepi saja dari kegembiraan. Para pendukung Prabowo harusnya senang, bisa mendelegasikan suara mereka kepada DPR. Atau, mereka bergembira karena berharap KPK segera dibubarkan oleh ketua DPR bersama wakilnya.
Tapi kok ya sepi-sepi saja. Apa logika saya yang salah. Harusnya kan pendukung ini bersukacita dengan kemenangan mereka. Biasanya mereka juga meluapkan dukungan di media sosial seperti Kompasiana.
Kalau mau tahu mana yang paling bergembira? jawabannya ada di TV ONE. Perayaan itu sangat terasa dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang menurut mereka kredibel karena bisa menyerang koalisi Jokowi JK. Mereka berhasil menertawakan Rieke yang tidak setuju kalau rapat dewan cukup diwakili dengan tanda tangan saja, bukan kehadiran fisik. Jadi jangan heran kalau ke depannya, anggota dewan bisa titip tanda tangan tanpa kehadiran fisik. Menariknya, ini menggembirakan untuk koalisi merah putih.
Abraham Samad sudah mengkritik terpilihnya Setya N. Mungkin rakyat perlu diajak berpesta untuk kemenangan mereka dan siap-siap saja, pak Abraham terdepak dari KPK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H