Hujan gerimis disertai dinginnya angin terasa sangat menyengat kala itu. Didalam sebuah rumah gubuk terdapat seorang gadis berumur 14 tahun yang bernama Sarah Pratiwi sedang membaca sebuah novel diatas kursi kayu yang sudah Reot. Sarah terlihat fokus dengan novel yang sedang dibacanya. Halaman demi halaman, lembar demi lembar telah dibacanya, hingga akhirnya dia selesai membaca halaman terakhir buku tersebut, ia baru tersadar bahwasannya dia telah membaca novel tersebut selama 3 jam lamanya tanpa henti.
"Astagfirullah sudah jam 3 sore" ucap Sarah sambil menepuk dahinya
Dia melempar novel nya ke atas kursi dan langsung pergi secara terburu-buru.
Hujan gerimis berubah menjadi hujan deras, membuat banyak genangan air dimana mana. Sarah segera pergi ke kamarnya, mengambil tas selempang yang terbuat dari karung buatannya dan mengikat rambut lurus panjangnya.
Sarah memiliki rutinitas pada pukul 3 sore, ia harus menjemput Joko,bapak Sarah yang sudah berumur sekitar 40 tahun di kebun milik tetangganya. Di kebun, Joko bekerja sebagai pengurus kebun, seperti mencabut rumput liar, menyemprot cairan hama dan lain lain dengan keterbatasannya, yaitu kaki kiri Joko yang pincang karena pernah terlindas oleh truk pengangkut barang, selain itu Joko juga memiliki penyakit kulit yaitu eksim.
Karena jarak rumah ke kebun cukup jauh, Sarah akan mengantar jemput Joko ke kebun menggunakan sepeda tua yang dimilikinya.
"Aduhhhh, gimana nih" ucap Sarah khawatir karena hujan semakin deras, sementara ia harus tetap menjemput Joko ke kebun
Karena khawatir dengan Joko, Sarah akhirnya pergi menerobos hujan deras.
Sarah sangat khawatir dengan Joko, karena pernah terjadi suatu kecelakaan saat hujan deras tahun lalu, dimana Sarah belum pergi menjemput Joko karena hujan deras, dan di kebun, Joko nekat pulang sendiri dengan keadaan kaki yang setengah pincang. Alhasil Joko jatuh ke jurang dan harus masuk rumah sakit sekitar 1 Minggu.