Saya mungkin termasuk salah satu di antara emak-emak yang kurang aware terhadap hal-hal kekinian. Sedikit sembrono. Pernah suatu hari suami bilang, "Jangan pake nomer hp yang itu (biasa saya pakai) untuk pengisian data digital." Ia menerangkan beberapa alasan tetapi saya tidak terlalu memperhatikan. Hehehe... maaf ya mas.
Hingga hari ini di bulan ramadan, saya membaca ternyata modus kejahatan perbankan sudah sedemikian dahsyatnya. Zaman sudah berkembang digital. Kejahatan pun mengikutinya. Bahkan cenderung selangkah lebih maju.
Saya teringat ketika seorang teman---emak-emak juga---menceritakan kalau ia menerima telepon dari sebuah bank dan meminta konfirmasi data pribadi dan data perbankan miliknya. Katanya, akan ada pembaharuan akun. Di-upgrade, gitu. Untunglah, teman saya ini bertanya di grup. Kebetulan, di grup ada yang pernah mengalami hal serupa.
Sebenarnya ia tidak menerima telpon tapi mendapat e-mail yang isinya agar si nasabah ini meng-klik link yang diberikan untuk pembaharuan akun. Ketika ia meng-klik link tadi, ia diarahkan ke alamat bank yang dimaksud. Di sini ia harus mengisi banyak data yang sifatnya sangat rahasia. Segera ia sadar, jangan-jangan tertipu.
Ternyata benar. Setelah diteliti, alamat yang dimasukinya palsu. Bukan alamat resmi milik bank yang dimaksud. Alamat itu dibuat sangat mirip. Kalau tidak teliti benar, mungkin tidak akan tahu karena perbedaan cuma di huruf kapital saja. Segera ia akhiri proses entri datanya. Itu salah satu modus penipuan perbankan zaman now. Modus yang di kemudian hari saya kenal sebagai phising. Pesannya, jangan meng-klik link yang tidak dikenal dalam sebuah e-mail. Kedua, ketika ada orang atau pihak bank yang meminta data pribadi maupun perbankan, jangan pernah memberikan.
Ternyata di luar cerita teman saya tadi masih banyak lagi modus penipuan perbankan sekarang. Ilmu ini saya dapatkan secara tidak sengaja karena mengikuti tantangan menulis setiap hari di kompasiana. Kebetulan tema hari ini terkait kejahatan perbankan. Saya yang awalnya malas membaca tentang ini jadi tertarik. Di awas modus --Tips Keamanan BCA dijelaskan beberapa modus kejahatan perbankan yang penting diketahui. Terutama bagi emak-emak zaman now yang mayoritas kehidupan finansialnya melalui gawai.
Salah satunya adalah bukti transaksi struk ATM palsu. Bagi Anda yang masih suka menggunakan struk ATM sebagai bukti transaksi, perlu membaca beberapa tips di bawah ini untuk menghindari modus kejahatan ini.
Pertama, ajukan SMS Notifikasi Transaksi ke CSO BCA terdekat. Dengan adanya SMS notifikasi, setiap transaksi yang terjadi pada rekening Anda akan diinformasikan oleh BCA via SMS. Jadi jika ada bukti struk ATM tapi Anda tidak mendapat SMS notifikasi patut dicurigai.
Kedua, lakukan konfirmasi cek saldo atau mutasi lewat berbagai fasiltas yang disediakan oleh BCA, seperti di ATM BCA, KlikBCA atau BCA mobile setelah mendapat bukti transaksi struk ATM.
Ketiga, jika menemukan bukti transaksi yang mencurigakan, segera hubungi contact center Halo BCA: telpon 1500888, e-mail halobca@bca.co.id, Twitter @halobca, webchatt www.bca.co.id atau whatsapp Halo BCA +628111500998.