Lihat ke Halaman Asli

Herna Selvia Parastica

Education Enthusiast

Impelementasi Kurikulum 2013, Menyelamatkan Kebijakan VS Menyelamatkan Anak Didik

Diperbarui: 4 April 2017   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menarik memang, membahas tentang Implementasi Kurikulum 2013. Mulai dari guru yang kerepotan dengan administrasi, orang tua yang kebingungan mengajarkan anak di rumah

Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini kelas I, II, IV dan V SD/MI telah menggunakan Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 ini Kementerian Pendidikandan Kebudayaan menerbitkan buku yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013.
Spesifikasi buku kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI sebagai berikut:
1. Judul buku berdasarkan tema yang ditentukan dalam Kurikulum 2013.
2. Setiap tema dikembangkan menjadi beberapa subtema. Rata-rata 3–4 subtema.
3. Setiap subtema diuraikan menjadi 6 pembelajaran. Setiap pembelajaran diharapkan selesai dalam 1 hari.
4. Setiap pembelajaran berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun mengalir dari awal hingga terakhir.
5. Setiap subtema tersedia jaring-jaring yang menunjukkan Kompetensi Dasar semua mata pelajaran. Pada buku guru jaring-jaring tersebut dinamakan Pemetaan Kompetensi Dasar.
6. Setiap awal pembelajaran harian juga disediakan jaring-jaring yang memuat tentang mata pelajaran, Kompetensi Dasar dan indikator.
7. Pada buku guru juga dilengkapi dengan teknik, bentuk, dan rubrik penilaian.

Untuk melaksanakan Kurikulum 2013 guru cukup melaksanakan pembelajaran menggunakan buku tematik Kurikulum 2013, dari tema pertama sampai tema terakhir, dari halaman pertama sampai halaman terakhir, dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir.
Mestinya guru merasa gampang dan siswa puns enang. Implementasi Kurikulum 2013 jenjang SD/MI pun mulus.

Keharusan Untuk Membedah Buku
Benarkah dengan diterbitkannya Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013 menjadikan implementasi Kurikulum 2013 mulus?
Formal legal implementasi Kurikulum 2013 dirancang berjalan mulus. Kendalanya ada pada keterlambatan pendistribusian buku.Masalah tekhnis!
Bagaimana dengan esensi Kurikulum 2013? Apakah dengan diterbitkannya buku-buku tersebut seluruh cita-cita dan semangat perubahan Kurikulum dapat terwujud? Cita-cita dan semangat Kurikulum 2013 dirumuskan dalam bentuk berbagai kompetensi, pendekatan pembelajaran, dan system penilaian.
Mengingat salah satu strategi implementasi Kurikulum 2013 adalah dengan menerbitkan buku, maka pertanyaan paling mendasar adalah: Apakah buku-buku tersebut sesuai dengan kurikulum 2013? Kesesuaiannya terutama terletak dalam isi buku, apakah buku-buku Kurikulum 2013 memuat semua tuntutan kompetensi Kurikulum 2013?
Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab sebab buku-buku tersebut tidak disertai dokumen yang menunjukkan isi buku dan keterkaitan antara buku satu dengan buku lainnya. Pada buku guru memang ada keterangan yang menunjukkan Kompetensi Dasar dari setiap subtema. Keterangan tersebut diberi nama Pemetaan Kompetensi Dasar. Sesungguhnya keterangan tersebut tidak dapat disebut sebagai pemetaan, karena tidak menunjukkan peta (kedudukan) suatu Kompetensi Dasar. Keterangan tersebut lebih tepat disebut Jaringan Kompetensi Dasar. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesesuaian buku dengan tuntutan Kurikulum harus melalui bedah buku.

Terbitnya Permendikbud No. 57 tahun 2014
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI telah dicabut dan diganti dengan No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI.
Selain menyempurnakan beberapa KD dan tema, Permendikbud No. 57 Tahun 2014 juga mengatur tentang silabus dan penggunaannya. Pada pasal 9 dinyatakan antara lain: silabus dikembangkan oleh pemerintah dan silabus menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus menjadi bagian tak terpisahkan dari Kurikulum.
Silabus tersebut menjadi lampiran Permendikbud No. 57 Tahun 2014. Namun silabus tersebut tidak dilampiri dengan Pemetaan Kompetensi Dasar, sehingga untuk mengetahui kesesuaian silabus dengan Kurikulum 2013 harus pula melakukan bedah silabus.

Bedah Silabus Permendikbud No. 57 tahun 2014
Berdasarkan bedah silabus ditemukan beberapa hal berikut:
1. Fisik Silabus Permendikbud No. 57 Tahun 2014.
1.1. Silabus memuat keterangan tentang tema, subtema, mata pelajaran, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan belajar, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
1.2. Dalam silabus tidak ada indikator Kompetensi Dasar. Bagaimana cara menentukan kegiatan belajar dan penilaian, jika tidak ada indikator Kompetensi Dasar? Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, indikator hanya ditemukan pada Jaringan Indikator yang terdapat pada setiap awal pembelajaran di buku guru.
1.3. Ada 3 pola format silabus, yaitu:
• Kompetensi Dasar diberi keterangan: KD buku, KD silabus, KD buku dan silabus, KD buku tetapi tidak sesuai permendikbud.
• Kompetensi Dasar diberi keterangan: ada di buku, tidak ada di buku
• Kompetensi Dasar tanpa keterangan
Berdasarkan keterangan yang ditulis pada Kompetensi Dasar layak diduga bahwa silabus disusun berdasarkan buku.

Berdasarkan keterangan tersebut diketahui juga beberapa hal berikut:
• Ada Kompetensi Dasar (KD) dalam silabus dan buku Kurikulum 2013 tidak sesuai dengan Peraturan Menteri
3.6 Memahami keberagaman alam dan sumber daya di berbagai daerah
(KD buku tetapi tidak ada di Permendikbud No. 67)
4.6 Memetakan keberagaman sumber daya alam di berbagai daerah untuk menumbuhkan kebanggaan nasional. (KD buku tetapi tidak ada di Permendikbud No. 67)
• Ada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 tidak terdapat dalam buku Kurikulum 2013
• Ada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 tidak terdapat dalam silabus Kurikulum 2013
• Ada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 tidak terdapat dalam silabus maupun buku Kurikulum 2013

2. Isi Silabus Permendikbud No. 57 Tahun 2014.
Berdasarkan bedah isi Kompetensi Dasar (KD) silabus yang menjadi lampiran Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 diketahui beberapa hal sebagai berikut:
2.1 Frekuensi Kompetensi Dasar tidak proporsional
Ada beberapa KD yang dilaksanakan pada lebih dari 10 subtema, tapi ada pula KD yang dilaksanakan hanya 1 kali, bahkan ada KD yang tidak dilaksanakan sama sekali.
Kelas Mata pelajaran Kompetensi dasar Frekuensi
I PPKn 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah 28 sub
Matematika 3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain 21 sub
SBDP 3.1 Mengenal cara dan hasil gambar ekspresi 25 sub
II Matematika 3.10 Menentukan nilai terkecil dan terbesar dari hasil pengukuran panjang atau berat yang disajikan dalam bentuk tabel sederhana 13 sub
SBP 3.3 Memahami gerak sehari-hari dengan memperhatikan tempo gerak 14 sub
IV PPKn 3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat 20 sub
IPS 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi 17 sub
V IPA 3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar 13 sub
SBDP 3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif berdasarkan ciri khas daerah
13 sub
Catatan:
• Kelas I - III terdiri dari 32 subtema, kelas IV – VI terdiri dari 27 subtema.
• Data lengkap frekuensi pelaksanaan KD terlampir.

2.2 Pelaksanaan Kompetensi Dasar tidak logis dan sistematis
Susunan KD pada kurikulum menunjukkan hierarki konsep. Pasti ada pertimbangan stuktural dalam pemberian atau penempatan KD dalam struktur Kurikulum. Dalam pelaksanaannya hirarki konsep tersebut tidak diperhatikan. Pengulangan KD yang kurang proporsional mengakibatkan pelaksanaan KD tidak logis dan sistematif.
Contoh:
• anak belum lancar membilang, tetapi sudah belajar tentang penjumlahan dan pengurangan.
• KD IPS kelas IV 3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan, umumnya dilaksanakan bukan pada tema awal. Padahal KD tersebut merupakan konsep dasar dari IPS
• KD 3 pada SBDP tidak diikuti dengan KD 4
2.3 Muatan Kompetensi Dasar persubtema tidak proporsional
Satu subtema dirancang untuk 6 hari belajar yang terdiri dari 5 mata pelajaran untuk kelas I – III dan 7 mata pelajaran untuk kelas IV – VI. Mestinya anak belajar maksimal 4 KD yang berbeda dari satu mata pelajaran.
Contoh muatan KD per subtema yang tidak proporsional.
Kelas I
Mata pelajaran DIRI SENDIRI KEGEMARANKU KEGIATANKU KELUARGAKU
Subtema Subtema Subtema Subtema
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Matematika 11 8 10 12 9 5 8 6 4 3 3 3 10 4 5 3
SBDP 7 7 8 8 6 9 11 10 4 5 4 3 7 4 5 6
PJOK 8 8 8 8 9 8 8 6 2 2 4 6 4 4 2 4

Kelas V
Mata pelajaran BENDA-BENDA DI LINGKUNG-AN SEKITAR PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN KERUKUNAN DALAM
MASYARAKAT SEHAT ITU PENTING BANGGA SEBA-GAI BANGSA INDONESIA
sub sub sub sub sub
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Matematika 4 3 2 2 2 3 6 6 6 8 8 7 10 2 2
SBDP 5 3 5 0 6 4 5 4 5 8 8 8 8 2 2
PJOK 4 4 2 4 5 5 10 6 10 12 10 13 17 2 3
• Data lengkap muatan KD per subtema terlampir.

Konsekuensi Bagi Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran yang mengacu kepada silabus sesuai dengan Permendikbud Nomor 57 tahun 2014, yang berarti pula pembelajaran menggunakan buku tematik Kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Pembelajaran hanya sebatas mengumpulkan fakta-fakta, bukan membangun atau mengkonstruksi konsep.
Ada kebingungan dari guru dan siswa dalam membuat catatan. Yang dicatat siswa adalah hasil belajar. Namun catatan yang dihasilkan hanya berupa kumpulan fakta-fakta, bukan suatu struktur konsep. Karena catatan siswa tidak bermakna, maka catatan dibuat berdasarkan tema/subtema. Ada catatan tentang Diri Sendiri, Keluarga, dan lain-lain.
Ketika ulangan tengah semester atau akhir semester, siswa belajar catatan tersebut. Tidak ada cara lain belajarnya, kecuali menghafalkan kumpulan fakta-fakta.
Jadwal ulangan akhir semester bukan lagi nama mata pelajaran, melainkan nama tema. Setiap tema ada mata pelajarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline