Lihat ke Halaman Asli

Wow, "Garuda" Raksasa di Teluk Jakarta

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo images.jpg

Sebagian dari wilayah jakarta ( Khususnya Daerah Jakarta Utara ) akan tenggelam pada tahun 2050. Itu disebabkan oleh Pemanasan Global yang mengakibatkan melelehnya es di kutub sehingga meningginya permukaan air laut . Pemanasan Global ini dalam bahasa inggris Global Warming adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer , laut , dan daratan bumi . Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan " Bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas efek rumah kaca akibat aktivitas manusia." inilah yang menyebabkan melelehnya es di kutub dan meningkatnya permukaan air laut. Dengan peningkatan permukaan air laut yang akan menyebabkan sebagian dari jakarta tenggelam. maka dibuat proyek Giant Sea Wall atau "Tanggul Raksasa". Pembangunan tanggul ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu type A , B , dan C . Type A merupakan proyek reklamasi pantai ditambah dengan peninggian tanggul rob di bibir pantai utara sepanjang 63 kilometer. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menargetkan pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall type A selesai dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. Pada tanggal 9 oktober 2014 kemarin sudah dilakukan peletakan batu pertama (GroundBreaking) Type B adalah pembangunan tembok bergambar garuda raksasa di laut dalam. Type C ialah pembangunan tahap besar tanggul raksasa serta pembangunan danau peyimpan dan pompa besar. Tanggul sepanjang 33 kilometer ini ditaksir akan selesai dalam 8 tahun dan pembangunan tanggul raksasa ini akan memakan anggaran negara sebesar 600 triliun. Tanggul ini mempunyai kapasitas 1,2 miliar kubik air dan mempunyai manfaat untuk mengatasi banjir dan air bersih. Bentuk dari Giant Sea Wall

photo 240287_620.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline