Lihat ke Halaman Asli

Eko Hermonsyah Juhasmon

central banker, economist, alumni ITB (TI'99), alumni MSPE UIUC

Bebas Finansial dengan Membangun 'Peternakan Uang'

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi bebas finansial adalah dambaan sebagian besar orang. Bebas finansial adalah suatu kondisi ketika kita tidak perlu bekerja karena kita memiliki investasi yang cukup unuk menutupi biaya hidup secara terus menerus. Ada yang bisa diperoleh dari bunga deposito, sewa apartemen, royalti buku dan aset lainnya. Ada satu buku yang menurut saya bagus untuk dipelajari bagi yang ingin bebas finansial. Buku itu berjudul Financial Revolution yang ditulis oleh Tung Desem Waringin, salah satu motivator terkenal di Indonesia. Disana dijelaskan bagaimana cara membangun 'peternakan uang'. Bagaimana caranya agar uang yang kita miliki bisa terus berkembang biak sendiri.

Ada dua tips utama untuk membangun peternakan uang ini.

1. Menunda kesenangan

Untuk membangun aset, kita harus menyisihkan penghasilan secara berkala. Tentu saja kita tidak bisa mengikuti gaya hidup yang seenaknya. Kita harus biasakan untuk mampu menahan diri untum tidak konsumtif. untuk itu perlu dibangun kebiasaan menunda kesenangan. Ada 3 prinsip yang perlu dilakukan.

a. Membeli barang konsumtif dari passive income. Passive income dalah pendapatan dari aset, dimana kita tidak perlu bekerja, seperti sewa properti, royalti buku, hasil dari bisnis yg autopilot dsb.

b. Total belanja untuk konsumtif maksimal 10% dari pendapatan aktif kita. Misal gaji kita 10 juta maka untuk belanja konsumtif maksimal 1 juta.

c. Menurunkan standar. Misalkan kita ingin beli iphone 6, kita turunkan jadi Iphone 4s yang harganya cuma sepertiganya.

2. Alokasi Aset

Agar uang kita berkembang, maka pemasukan harus kita alokasikan kembali pada investasi, bukannya semua dikonsumsi. Caranya adalah dengan mengalokasikan minimal 10% dari pendapatan untuk Investasi Aman artinya investasi dengan risiko yang sangat minimal misal deposito bank. Lalu, minimal 20% untuk cadangan darurat yang biasanya sebesar 5 sampai 6x biaya hidup. Kalau sudah terkumpul baru lanjutkan menabung untuk Investasi Tumbuh, yaitu investasi yang menguntungkan meskipun berisiko. Terakhir sisa dana yang maksimal 70% bisa kita konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.

Investasi aman tidak boleh digunakan sama sekali sampai akhirnya biaya hidup kita sudah bisa dipenuhi dengan Passive Income seluruhnya.

Nah dari yang 20% tadilah kita buat investasi yang menghasilkan margin 15% keatas seperti bisnis, saham, valas dan lainnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline