Lihat ke Halaman Asli

Manasik Haji bagi Anak TK: Niat Baik yang Tidak Tepat Sasaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak orang tua yang bangga ketika buah hatinya tumbuh menjadi sosok yang superior. Walau untuk itu mereka harus menjejali si kecil dengan berbagai bentuk disiplin & perintah yang cenderung memaksa. Secara fisik si anak akan fine-fine saja dan relatif mengikuti apa yang dia terima, tapi secara mental & psikis ? ini yang kerap dilupakan orang tua..

Orang tua mungkin beralasan, bagus itu dididik sejak dini biar terbiasa.. tapi alangkah bijaknya jika standar "dini" -nya itu kita perhatikan. Alih-alih mendidik sedari dini, tapi imbasnya si anak malah merasa bosan di kemudian hari. Dan kasus, anak sholeh ketika kecil, tapi nakal saat dewasa tidaklah sedikit lo..

Umat muslim harusnya bersyukur kita tak perlu susah-susah memikirkan berapa sih usia ideal anak untuk diajarkan tentang pendidikan formal dan kedisiplinan, karena berdasarkan hadits shahih berikut telah dijelaskan :

Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ajari anak-anak kalian shalat jika usianya sudah 7 tahun. Dan pukullah mereka jika telah mencapai usia 10 tahun (jika enggan sholat,pen-). Dan pisahkan tempat tidur mereka” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).


Yang membuat saya tak habis pikir adalah, adanya fenomena diwajibkannya bocah-bocah TK mengikuti pendidikan manasik  haji !. sungguh, meskipun niatnya untuk mendidik anak-anak tentang syari'at sejak dini akan tetapi menurutku program semacam ini tidak efektif &  tidak tepat sasaran. Belum lagi anak-anak yang belum baligh itu dituntut untuk shalat dhuha setiap hari , padahal secara hukum syar'i shalat dhuha itu termasuk shalat sunnah !, alangkah berlebihan jika pada orang dewasa saja shalat ini hukumnya sunnah tapi diwajibkan pada bocah-bocah BALITA !. Sekilas memang semua terkesan bagus, namun jika dikembalikan lagi pada tuntunan syari'at dalam mendidik anak, cara tersebut kurang baik dan bisa termasuk dalam kategori Takalluf (memberat-beratkan diri dalam beragama). Jika memang ingin mengenalkan tentang Rukun Islam dan Rukun Iman dasar pada BALITA akan lebih efektif jika kita ajarkan jumlahnya, atau bunyinya dulu.. menurutku itu lebih tepat bagi usia mereka.

Semoga ALLAH memudahkan kita menjadi orang tua  yang mampu memberikan arahan & bimbingan sesuai dengan usia anak yg semestinya.. Aamiin.

Wallahu ta'ala a'lam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline