Lihat ke Halaman Asli

Hermin KhoirrotulAinia

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Agar Generasi Muda Tidak Menjadi "Sampah"

Diperbarui: 9 Oktober 2019   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap tahun sekolah-sekolah di Indonesia selalu menamatkan ratusan bahkan ribuan siswa. Siswa-siswa tersebut ada yang memilih melanjutkan studi, ada pula yang memilih untuk langsung mencari kerja. Siswa yang ingin kuliah pun kerap kali bertanya-tanya kepada yang katanya lebih dewasa dari mereka.

Namun, setelah duduk di bangku kuliah, tetap banyak mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang mengeluh bahwa mereka salah jurusan. Hal ini dikarenakan masih banyak dari kalangan generasi muda yang belum mengenal diri mereka sendiri dan lingkungan dimana mereka tinggal. 

Dampaknya, mereka akan susah untuk berkomitmen pada pilihannya sendiri. Suatu komitmen dapat berlangsung dengan baik jika diiringi dengan keinginan dan kenyamanan. Sementara itu, dewasa ini banyak generasi muda yang memilih jurusan hanya karena ikut-ikutan, ajang gengsi, tergiur akan gaji, bahkan tidak sedikit pula karena paksaan.

Seharusnya setiap siswa diperkenalkan dengan berbagai macam profesi sejak dini. Sehingga, pengetahuan akan dunia kerja tidak sempit dan sesak seperti dalam tempurung. Selain itu, perlu adanya peningkatan prasarana yang menunjang minat dan bakat di sekolah tanpa membebani biaya yang terlalu tinggi nilainya. Yang pada nyatanya prasana di sekolah juga tetap kurang memadai. Prasarana juga berdampak dalam mengasah softskill dan kerjasama.

Perlunya pemikiran kritis dan moral untuk kalangan siswa yang harus diterapkan sejak dini. Karena hal inilah yang bisa membedakan orang berpendidikan dan tidak. Siswa juga dapat langsung mencontohkan apa yang baik dan tidak, mengamati sesuatu dan menjelaskan.

Banyak guru yang terlalu sibuk sehingga tak sempat untuk memperhatikan murid juga menjadi kendala mengapa murid belum mengenal dirinya. Guru tetap mempunyai kewajiban untuk mengembangkan bakat dan memberikan arahan tanpa mengomandoi muridnya.

Orang tua harus peduli dan paham apa yang benar-benar dibutuhkan si anak. Karena karakter seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan keluarganya. Orang tua juga harus memfasilitasi dan memberikan bimbingan yang luas tentang kehidupan.

Apabila semua hal diatas terlaksana, maka generasi muda bangsa ini tidak akan lagi menjadi orang yang tidak tau apa-apa, orang sisihan, buangan dan sampah. Tetapi menjadi generasi yang gemilang dan yang terdepan dalam intelektual maupun moral.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline