Ketahanan Pangan dalam Ancaman dan Komitmen NTB Jadi Lumbung Pangan Nasional
Mataram-Setiap makhluk hidup pasti memiliki kebutuhan dasar, diantaranya kebutuhan terhadap pangan. Manusia khususnya memiliki beragam cara manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan atas pangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung manusia dapat bercocok tanam, beternak serta menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Secara tidak langsung dengan mencari akses terhadap kebutuhan pangan seperti pasar produk hasil pertanian (secara umum) untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut.
Pangan bagi manusia diakui negara bahwa urusan pangan merupakan urusan wajib. Ketahanan pangan suatu negara akan menjadi salah satu indikator dari kedaulatan negara itu sendiri.
Sebagaimana diatur dalam PP No 68/2002 tentang Ketahanan Pangan. Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Sumber pangan tidak melulu dari pola konvensional yang membutuhkan lahan yang luas. Akan tetapi, dapat juga adaptif dengan kehidupan masyarakat perkotaan. Contohnya, model pertanian urban yang dikembangkan saat ini. Pertanian urban didefinisikan sebagai konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan dan faktor yang membedakan hanyalah terletak pada pelaku dan media tanamnya.
Pertanian urban ini berkembang sebagai respon dari banyaknya masalah yang berkaitan dengan kehidupan di perkotaan. Yakni, semakin berkurangnya lahan pertanian karena pembangunan.
Hal ini memicu orang-orang dengan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pertanian memanfaatkan peluang dengan mengoptimalkan potensi sumber daya sekitar. Tujuannya adalah membudidayakan tanaman sayuran pada lahan terbatas dan terlantar secara maksimal.
Beberapa contoh penerapan pertanian Urban yang dapat dilaksanakan pada pekarangan rumah, antara lain: hidroponik, polybag, vertikultur, dan memanfaatkan rooftop.
Selanjutnya ditengah glorifikasi kemajuan pariwisata khususnya di NTB belakangan sektor pertanian seakan yerabaikan berlalu saja. Ironis dengan jargon pembangunan NTB yang menetapkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan, bersama momentum penyematan Bumi Gora sebagai ikon dan julukan kebanggaan daerah.