Lihat ke Halaman Asli

Herma Wardi

Penulis, conten creator, penyintas jurnalistik

Sulap Bekas Galian Pasir, Bilebante Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

Diperbarui: 29 September 2024   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan bekas tambang di Desa Bilebante disulap jadi destinasi wisata alam. (Poto Pribadi)

Lombok Tengah-Selama bertahun-tahun lahan kebun dan sawah di Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dijadikan sebagai ladang mata pencaharian warga setempat, karena memang di situ ada potensi sumberdaya alam berupa pasir, batu krikil bahkan batu apung. Namun sayangnya aktivitas masayarakat seperti itu tak disadarinya telahh banyak menimbulkan kerusakan lingkungan bahkan bencana menjadi momok mengerikan bagi warga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Namun kini semuanya telah berubah total. Secara bertahap kebiasaan masyarakat setempat akan ketergantungan terhadap hasil tambang sudah mulai pupus. Masyarakat setempat rupanya menyadari dampak bencana yang setiap saat mengintai bagi warga.

Pemerintah Desa dan para anggota Karang Taruna dan kelompok pemuda lainnya yang ada di desa yang subur ini menyulap lahan kritis tafi menjadi dedyinasi wisata berkelas dunia yidak hanya dikunjungi wisatawan domestik, namun tak sedikit juga wisatawan asing khususnya Erofa Jerman yang betah tinggal di desa yang berbatasan dengan Desa Bagu, Lombok Tengah dan Desa Tanak Beak, Lombok Barat.

Dalam mengembangkan pariwisata,  Desa Bilebante mengusung konsep desa wisata berkelanjutan pada lahan seluas 266 hektare.

Berkat kerja keras dan ikhtiar memoles bekad tambang menjadi kawasan wisata pavorit, drsa ini banyak diganjar prestasi nasional. Diantaranya penghargaan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Tidak itu saja desa ini tahun 2023, menjadi salah satu dari 8 desa wisata yang mewakili Indonesia pada seleksi desa wisata berkelanjutan yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia atau United Nations World Tourism Organization (UNWTO).

Dulu memang Desa Bilebante ini dikenal dengan tambang pasir galian C dari tahun 1990 sampai 2006. Tapi dari 2006 sampai 2007 itu, Kepala Desa Bilebante berinisiatif membuat Peraturan Desa Kawasan Tambang.

Jadi ada beberapa titik yang boleh ditambang dan beberapa titik yang tidak boleh ditambang. Pasar Pancingan Desa Wisata Hijau Bilebante ini memang lahan bekas tambang. Pasirnya di sini hitam, bagus sekali. Lahannya dikeruk sampai dalam kondisi yang terlihat seperti saat ini.

Gebrakan yang dilakukan Pemerintah Desa Bile Bante didukung  oleh pemuda setempat setidaknya menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, meski itu bekas tambang sekalipun. Kreatifitas yang dilakukan masyarakat menjadi cerminan bahwa lingkungan yang terawat dan lestari menjadi modal utama  terhindar dari bencana dan tentunya menjadi multiplayer efek bagi peningkatan ekonomi masyarakat. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline