Lihat ke Halaman Asli

Bersyukur Membunuh Gairah Hidup!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sikap bersyukur memang digembor-gemborkan oleh banyak kalangan terutama orang agamis yang memang memahami betul bagaimana menunjukan suatu apresiasi terhadap apa yang didapat saat itu. Bersyukur diyakini dapat memberi impuls positif terhadap langkah kehidupan. Baik didalam mengarungi bahtera kehidupan saat ini maupun yang akan datang.Hingga saat ini, banyak diantara insan bertanya-tanya mengapa harus bersyukur?, yang paling logis adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap hadiah yang maha kuasa. Tetapi banyak dikalangan insan manusia berfikiran yang beda akan hal ini, terutama sikap didalam mensyukuri akan anugerah yang kuasa. Kesalahan-kesalahan itulah yang mengakibatkan penurunan nilai sebuah syukur. Sebagai contoh sikap ugal-ugalan yang dilakukan pelajar didalam mensyukuri kelulusanya. Sikap bias itu membuat geli dikalangan masyarakat, yang mengakibatkan ketidak tinggian sebuah syukur.

Mensyukuri semua hal didalam kehidupan.

Justru syukur membuat sebuah hal yang beda didalam sebuah kehidupan, mempunyai makna yang begitu tinggi. Bersyukur kepada tuhan akan memberi nilai lebih. Nilai itulah yang menjadi kebanggaan dalam hidup. Bersyukur merangsang kita untuk mengubah kehidupan.

Namun dibalik itu, ada hal yang tak bisa lepas dari tingginya arti sebuah kesyukuran. Yakni kegagalan kita dalam mengendalikan kebanggaan diri akan hal ini. Kebanyakan insan lenggah akibat “merasa” sudah dilihat oleh yang maha kuasa, sehingga tak lagi menatap masa depan.

“aku sudah mendapatkan , saya sangat bersyukur…”, manusia tak bisa berhenti sampai pada titik kepuasan itu. Sikap melanjutkan aktivitas setelah disyukuri adalah hal yang wajib dilakukan. Karena tak mungkin kita mengubah kehidupan tanpa campur tangan diri sendiri, meskipun doa merupakan jembatan kesuksesan itu. Yang terpenting adalah keberlanjutan gairah dalam hidup menjadi kunci. Janganlah menumpukan hidup atas sebuah syukur




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline