Lihat ke Halaman Asli

Herman Utomo

pensiunan

amarah

Diperbarui: 1 Februari 2025   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels-koprivakart-3281130

Kalau saja pertanyaan ini diajukan kepada pembaca, mungkin akan didapat jawaban yang hampir sama. Sebuah pertanyaan singkat. Pernahkah anda marah ? Sampai seberapa lama rasa amarah itu tinggal di hati anda? Ini bisa merembet kemana-mana tergantung respon masing-masing individu dalam menyikapinya. Sama halnya juga saat sebuah pertanyaan diajukan. Pernahkah anda berhutang ? Inipun membawa respon ke segala arah. Karena bisa saja tanpa sadar kita sudah berhutang baik secara jasmani maupun rohani. Bak pepatah katakan hutang budi dibawa mati.

 

Seperti halnya saat penulis melakukan salah satu kegiatan seorang pensiunan di pagi hari. Apalagi kalau bukan mendengarkan dan melihat berita-berita yang up to date lewat layar kaca. Masih terngiang beberapa waktu yang lalu. Penulis lupa waktu tayangnya. Tetapi ini benar terjadi di negeri khatulistiwa yang memiliki nitizen begitu luar biasa.

man-5892134_640))

Salah satu berita yang membuat miris adalah tentang seorang isteri yang tega membunuh suaminya dengan dibantu anak perempuannya dan pacar anaknya. Persoalannya adalah si suami tidak mau membayar hutang-hutang yang dilakukan oleh isterinya. Dan penolakan itu membuat isteri gelap mata, hingga tega membunuh suaminya yang sudah memberinya anak perempuan semata wayang yang sudah gede. Dan rasanya ini membuat kita yang waras jadi mengernyitkan kening. Persis seperti ada tertulis.

Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu. Bisa jadi benar adanya, karena benaknya hanya diliputi bagaimana hutang-hutang bisa terbayar. Sehingga tidak ada lagi rasa takut kepada suami apalagi kepada Sang Khalik. Dan kisah itu tidak berhenti di situ. Karena sesudah bertiga melakukan pembunuhan, si isteri segera menarik dana Pinjaman Online dari hape milik suaminya kurang lebih lima puluh juta, untuk membayar semua hutang-hutangnya.

Di dalam benak penulis ini adalah sebuah kegilaan yang sungguh-sungguh luar biasa. Bayangkan, seorang suami yang sudah bekerja keras bahkan sudah memberi seorang anak. masih tega ditelikung dari belakang oleh isterinya sendiri. Bisa jadi karena penghasilan yang dibawa pulang ke rumah tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga sang isteri melakukan hutang secara membabi buta. Ataukah ada nuansa konsumtif dari sang isteri yang melebihi ambang batas karena tidak mau kalah dengan tetangga sekitar yang ekonominya lebih baik ?

knife-376383_640

Namun di balik semuanya ini, artinya apa? Dengan tidak perlu melakukan investigasi yang mendalam sudah bisa ditebak kemana arah pembunuhan ini. Tentu saja sebuah perencanaan dan rancangan sudah tersusun dibalik rasa amarah yang memuncak yang ada di benak sang isteri, karena sudah dipenuhi nafsu angkara murka. Dengan kata lain, sebelum melakukan pembunuhan terhadap suaminya, mereka bertiga sudah berkolaborasi merencanakan tindak kejahatannya. Seperti sebuah kalimat yang tertera di Kitab Suci. Kejahatan dirancangkannya di tempat tidurnya, ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik.

Bersyukur saja, dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam semua pelaku bisa diringkus. Berawal dari kecurigaan keluarga besar pihak suami, yang mengetahui ada luka lebam di tubuh jenazah. Sekalipun penulis tidak tahu ujung dari proses ini, apakah sudah masuk atau belum ke ranah persidangan, tetapi sesuai hukum pidana yang berlaku, ada pasal dan ayat yang menyebutkan, semua pelaku bisa dihukum mati. Dan inipun persis seperti ada tertulis. Lihat, orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh; mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline