Lihat ke Halaman Asli

Herman Utomo

pensiunan

istirahat....

Diperbarui: 24 Januari 2025   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels-fotios-photos-1272328

Sebuah pertanyaan yang seringkali muncul saat bertemu dengan kawan-kawan sejawat yang bisa jadi sudah lama tidak lama bertemu. Bahkan ada juga kawan-kawan yang barusan seminggu tidak ketemu, sudah mengajukan pertanyaan. Mau kemana kita hari ini ? Dan kalau diajukan pertanyaan seperti ini penulis kadangkala menjadi gelagapan. Bukan kenapa-kenapa. Tetapi karena banyak muncul tempat-tempat baru di daerah penulis tinggal, yang bisa dijadikan wahana pelepas kepenatan dari kegiatan sehari-hari.

Manusia memang mahluk sosial yang mau tidak mau perlu berinteraksi dengan mahluk sosial yang lain ciptaan Sang Khalik. Dan itu bisa menghilangkan kejemuan dan kebuntuan dalam menjalani proses kehidupan yang terus berjalan, seiring dengan beban tugas pekrjaan yang menumpuk atau dikejar target oleh atasan.

Saya jadi teringat masa lalu di sebuah kejadian. Sebuah pengalaman yang rasanya tidak perlu ditiru. Pernah suatu kali di jaman masih aktif berdinas, saya dan beberapa orang staf diberi tugas menyusun Owner Estimate (Harga Perkiraan Sendiri) untuk sebuah proyek yang berskala internasional, karena proyek ini dibiayai oleh ADB (Asian Development Bank).

Dan sebuah pekerjaan marathon dilaksanakan dalam tempo satu minggu harus tuntas. Sesuai dengan target dan schedule yang telah disusun. Meskipun kami semua dikarantina di sebuah hotel di Jakarta yang mewah, bukan berarti kami tidak mengalami kelelahan yang luar biasa. Karena dikejar target dan hitungan yang njelimet, sampai rasanya mau makanpun sudah mual duluan.

pexels-pixabay-271897)

Faktor kurang tidur, kurang istirahat menjadikan tubuh ini tidak lagi stabil. Ditambah lagi hidup terkungkung dalam ruangan yang ber AC, membuat tubuh lama kelamaan menjadi drop. Memang tubuh penulis yang berasal dari desa dan tidak terbiasa hidup dengan hirupan udara AC, apalagi berhari-hari tanpa jeda. Dan bisa ditebak kalau pada akhirnya saya pun tumbang dan terkena typhus. Sebuah harga yang harus dibayar.

Kembali penulis seperti diingatkan akan sebuah kisah dalam Kitab Suci tentang perlunya sejenak kita beristirahat untuk menyusun kekuatan baru. Tertulis demikian. Lalu IA berkata kepada mereka; Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!. Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat sunyi.

pexels-annamw-1106479

Bukan suatu kebetulan rasanya kalau membaca bagian yang terulis ini. Bagaimana Yang Maha Kuasa mengajarkan tentang pentingnya ISTIRAHAT dalam kegiatan yang sedang berlangsung berhari-hari. Saat DIA mengajak murid-murid-NYA untuk beristirahat, sebenarnya IA juga sedang mengajak kita untuk menjauh sejenak dari hiruk pikuknya kehidupan sehari-hari. Entah dalam studi, entah dalam pekerjaan, entah juga dalam bisnis yang sedang kita geluti. Atau juga aktifitas rutin yang mendera tanpa jeda.

Dan rasanya ini menjadi tidak berlebihan kalau apa yang tertulis mengingatkan kepada kita untuk menyediakan waktu bagi diri sendiri, sekaligus untuk menghadap kepada Sang Khalik dalam ibadah, doa dan Firman-NYA. Karena tanpa sadar terkadang dalam kepadatan rutinitas, kita benar-benar lupa bahwa ada Tuhan yang adalah sumber kekuatan dan damai. Lupa tenggelam dalam dunia yang sedang kita ciptakan sendiri. Keasyikan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, dalam mengejar target yang dibebankan atasan, ataupun terlalu asyik dalam gemerlap dunia bisa membuat kita lupa akan keberadaan diri kita di hadapan-NYA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline