Lihat ke Halaman Asli

Herman Utomo

pensiunan

Mengenal....

Diperbarui: 8 April 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels-felipe-ferreira-701877

Sebuah kejadian yang tak akan terlupakan pernah dialami oleh isteri penulis di suatu hari. Saat itu hape isteri berdering. Dan tak lama kemudian terdengar percakapan diselingi tawa yang renyah. Dalam hati terpikir, yang sedang ngobrol dengan isteri tentunya kenalan atau saudara. Cukup lama berbincang. Hampir setengah jam. Sampai akhirnya timbul rasa keingin tahuan penulis.

Rupanya yang mengajak ngobrol isteri itu, kawan lamanya. Dan kawan itu begitu antusiasnya mengajak ngobrol, sampai-sampai isteri tidak menyadari kalau sesungguhnya dia benar-benar lupa dan tidak mengenali kawan lamanya itu. Bolak balik di ujung sana menanyakan siapa aku. Dan repotnya isteri penulis betul-betul tidak ingat kawan lamanya ini. Baik nama maupun sosoknya. Sampai pada akhirnya setelah setengah jam ngobrol, baru isteri penulis diiingatkan sebuah nama disertai tanda-tanda fisiknya yang khas sejak mudanya.

pexels-breakingpic-3051

Kejadian barusan mungkin bisa saja terjadi di ruang lingkup sekitar kita. Bahkan dengan kemajuan teknologi yang begitu berkembang cepat membuat dunia seakan tanpa lagi ada sekat. Seseorang yang ada di belahan dunia sana tiba-tiba saja bisa mengajak berkenalan dengan orang lain yang ada di tempat lain, sekaligus mengajak berkencan, tanpa orang tersebut mengenal siapa jati diri mereka. Persoalan yang mendasar adalah saat orang tersebut bisa mengenal kita, tetapi apakah kita mengenal orang tersebut ?

Sebagai contoh saja. Dalam jagad raya yang transparan begini, ketika orang bisa mengenal dan memuja artis Korea lewat layar kaca ataupun lewat media sosial. Pertanyaannya sama, apakah artis Korea tersebut mengenal diri kita ? Belum tentu. Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Di satu pihak kita bisa meng klaim bahwa kita mengenal artis Korea tersebut. Tetapi di pihak lain bisa jadi tidak. Artinya pengenalan akan artis Korea tersebut adalah pernyataan sepihak.

Bisa juga kita menyatakan bahwa kita adalah kenalan pejabat A atau pejabat B, untuk mendongkrak popularitas, atau upaya agar lolos dari jeratan hukum, atau bisa juga sebagai tameng dalam melakukan kegiatan dunia bisnis. Baik yang halal maupun yang haram. Kembali ke laptop. Jadi ada dua sisi ketika terjadi pernyataan kenal diucapkan secara faktual. Dengan konfirmasi apakah benar-benar kedua belah pihak saling kenal. Baik kenal secara pribadi, atau hanya kenal-kenal kucing saja. Dengan kata lain itu bisa jadi pernyataan sepihak.

pexels-matteo-petralli-1828875

Begitu juga saat perjalanan hidup kita yang dimulai sejak kita keluar dari rahim seorang ibu. Sejak saat itu, boleh dikatakan kita belum mengenal Sang Khalik secara pribadi, sampai kemudian kita diperkenalkan oleh orang tua kita melalui jalur keimanan. Pertanyaanpun sama. Apakah kita mengenal Tuhan Sang Pencipta secara pribadi ? Atau sebaliknya juga, apakah Tuhan Semesta Alam juga mengenal diri kita secara specifik ?

Jangan-jangan pernyataan akan pengenalan Tuhan Yang Maha Kuasa dari diri kita, adalah pernyataan sepihak, yang tanpa kita sadari tertanam jauh di lubuk hati yang paling dalam, tanpa peduli apakah Tuhan  benar-benar mengenal diri kita. Bisa jadi.

Seperti halnya isteri penulis yang sempat menanyakan kepada lawan bicaranya itu. Sebetulnya ini siapa ya ? Padahal sudah hampir setengah jam ngobrol. Sebuah pendekatan secara keimanan dari masing-masing individu yang dapat terjadi dan bisa dialami oleh berjuta umat manusia. Karena tidak mustahil kejadian ini bisa dialami pada menjelang akhir hidup. Pada waktu itulah Tuhan akan berterus terang kepada mereka dan berkata : AKU tidak pernah mengenal kamu ! Enyahlah dari pada-KU, kamu sekalian pembuat kejahatan ! Aha...!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline