Berjalan pagi dengan anjing kecil pomeranian yang penulis beri nama Coco merupakan kegiatan rutin yang boleh dikatakan jarang absen, kecuali hari Minggu atau hari sedang hujan. Menikmati pagi mengelilingi beberapa perumahan dimana penulis tinggal. Sambil kadangkala mengamati rumah demi rumah dan sang penghuni dengan kisahnya masing-masing, yang sempat terekam di dalam otak.
Ada satu teman yang pernah bercerita, kalau dia baru mendapat pencobaan dari Tuhan. Pekerjaan yang dalam puncaknya dan sebentar lagi memasuki gerbang pensiun kandas ditengah jalan. Dia dipecat dari perusahaan yang membesarkannya, karena melakukan hal yang tidak dibenarkan, yaitu korupsi. Awalnya mungkin kecil-kecilan dengan me-mark up nota-nota pembelian. Tetapi akhirnya terakumulasi tanpa dia sadari.
Waktu mendengar cerita dari masalah itu, sempat terlontar dari dalam hati. Itu sih namanya bukan pencobaan dari Tuhan. Tetapi kamunya saja yang cari-cari masalah. Setelah dapat karmanya, baru mengeluarkan pernyataan bahwa itu pencobaan dari Tuhan. Aha..!
Membuka pikiran lewat rekam jejak, sepertinya mengingatkan hal-hal yang hampir mirip kejadiannya, yang bisa jadi dialami oleh beberapa orang. Yang pada penghujungnya selalu mengatakan ini pencobaan dari Tuhan.
Ada seorang kawan yang tiba-tiba saja mendapat Surat Keputusan Mutasi. Tidak tanggung-tanggung kawan ini dipindah ke daerah yang boleh dikatakan jauh dari kota dan terpencil. Apa pasal ? Ternyata dia ketahuan selingkuh dengan sesama teman sekantornya, yang sama-sama sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Waktu kawan ini ketemu dengan penulis, dengan raut wajah yang kusut, dia katakan, sedang mendapat pencobaan dari Tuhan. Sekali lagi terlontar dalam hati. Yang cari masalah siapa ? Koq malah bawa-bawa Tuhan ? Aha...!
Atau satu lagi yang pernah penulis alami saat menjenguk seorang kawan di rumah sakit yang kondisi ginjalnya sudah kritis. Dan kawan inipun sambil tiduran di ranjang rumah sakit, mengatakan hal yang sama. Sedang mendapat pencobaan dari Tuhan. Padahal dari diagnosis dokter, ternyata kawan ini sepanjang hidupnya boleh dikatakan jarang minum air putih. Bahkan kawan ini membenarkan pernyataan dokter. Karena boleh dikatakan setiap hari paling banyak minum air putih hanya satu gelas. Sekali lagi terlontar dari dalam hati. Kenapa menyudutkan Tuhan ya... Aha..!