Hari pertama mengawali menikmati masa pensiun adalah dengan membeli bibit tanaman, pupuk, tanah kompos dan peralatan lain sebagai pengisi waktu. Setiap pagi sehabis minum teh dan camilan yang sudah disediakan oleh isteri, dimulailah kegiatan berkebun di belakang rumah yang tidak begitu luas. Juga menanam tanaman hias yang tidak seberapa banyak koleksinya untuk disiapkan di teras rumah yang belum lama kami tinggali.
Berjalannya waktu ada yang coba saya perhatikan dari uji coba tanam menaman masa pensiun. Baik tanaman yang tumbuh di halaman maupun yang tumbuh dalam pot. Ada masa dimana tanaman yang tidak diperhatikan atau dirawat dengan baik dan benar oleh majikannya selama kurun waktu beberapa hari, pasti akan muncul tanaman ilalang atau rumput liar yang rasanya tiba-tiba saja tumbuh tanpa permisi. Dan itu bisa mengganggu pertumbuhan tanaman aslinya.
Sama halnya kalau kita memiliki ladang atau kebun terbuka yang dibiarkan begitu saja tanpa ada perawatan dan pemeliharaan dari sang pemilik. Tinggal tunggu waktu saja rasanya. Karena tidak lama akan banyak tumbuh ilalang. Atau sebuah halaman rumah yang kosong tidak berpenghuni. Tentu kita akan melihat bagaimana begitu banyaknya rumput liar dan semak belukar yang tumbuh di sana sini.
Yang menjadi ganjalan di hati, apakah saya secara sengaja menanam ilalang atau rumput liar di pot atau di kebun belakang rumah ? Atau apakah pemilik rumah yang tidak berpenghuni juga sengaja menabur benih rumput liar dan semak belukar sebelum dia meninggalkan rumahnya bertahun-tahun ? Tentu saja jawabnya tidak !.
Dengan kata lain, jika kita tidak menanam dan merawat tanaman pada sebuah area tanam dengan baik dan penuh kasih dan perhatian, maka bisa ditebak yang muncul kemudian adalah ilalang, rumput liar dan semak belukar. Dan itu menandakan ada hal-hal buruk yang ditimbulkannya.
Dalam berproses menjalani roda kehidupan sehari-haripun memiliki pola yang sama dengan kejadian di atas. Jika kita tidak mengisi ladang pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan bernilai positip sesuai standar keimanan dari Sang Khalik, maka yang tumbuh di dalam benak pikiran kita adalah rentetan hal-hal negatip yang langsung menguasai alam pikiran kita.
Pernah memperhatikan cara kerja alat tensimeter manual yang menggunakan air raksa ? Mungkin kalau jaman now sudah jarang digunakan. Karena sudah diganti dengan yang digital. Coba kita perhatikan. Kalau alat tensimeter manual tadi tidak dipoma, maka air raksa yang ada di alat tersebut tidak akan naik. Sebaliknya, kalau kita berhenti memompa, maka air raksa akan turun secara otomatis.
Berpadanan dengan alat tensimeter manual tadi. Kitapun melewati hari lepas hari harus bisa memompa diri kita sendiri dengan semangat, antusias dan pikiran yang positip dengan mengandalkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka yang terjadi adalah penurunan rasa optimisme di dalam diri sendiri yang berujung kepada dikuasainya pikiran oleh hal-hal yang negatip terhadap perilaku orang lain di sekitarnya. Sekalipun itu orang tua kandung, saudara kandung atau anak kandungnya.